Tertekan Aksi Jual, Wall Street Kembali Tumbang

Bisnis.com,11 Sep 2020, 05:16 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual besar-besaran terjadi di bursa saham Amerika Serikat dan membuat Wall Street melanjutkan koreksi empat dari lima sesi sepanjang pekan ini.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 turun 1,76 persen, disusul indeks Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite masing-masing 1,45 persen dan 1,99 persen. Imbal hasil tiga indeks utama itu itu dalam sebulan sudah minus.

Saham-saham energi berjatuhan seiring dengan penurunan harga minyak ke level US$37 per dolar AS.Saham Chevron, misalnya turun 2,35 persen, kemudian Exxon Mobil juga turun 2,5 persen, dan ConocoPhilips anjlok 4,47 persen. 

Volatilitas terus menyergap pasar saham AS setelah reli 5 bulan terakhir menambah aliran modal US$7 triliun. Ada banyak faktor untuk berhati-hati meskipun tidak ada alasan tunggal untuk mengatur ritme.

Tanda-tanda peningkatan pandemi terus memperburuk perekonomian global. Di AS, data menunjukkan, sudah ada retakan dalam kekuatan pasar tenaga kerja pasar tenaga kerja.Sementara itu Kongres AS masih belum ada tanda-tanda sepakat terhadap rancangan undang-undang stimulus baru.

Kepala investasi BNY Mellon Lockwood Advisors Matt Forester mengatakan koreksi penuh belum akan terlihat saat ini. 

“Sulit untuk menunjukkan katalis tertentu, tetapi volatilitas mata uang naik hari ini di tengah kekhawatiran tentang Brexit yang keras dan kami telah melihat beberapa berita yang lebih buruk tentang virus di Eropa,” jelasnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/9/2020).

Di Eropa, pound turun di tengah ketegangan Brexit. Euro melonjak 0,7 persen saat Bank Sentral Eropa menekankan apresiasi mata uang tidak perlu dikhawatirkan.

Setelah beberapa hari bergejolak, saham teknologi masih berada di depan dan di tengah dengan tren kenaikan yang rapuh. 

Kemarin, indeks S&P 500 naik tertinggi sejak Juni dan Nasdaq mencetak rebound setelah turun 11 persen yang membuat indeks turun ke bawah level pergerakan rata-rata 50 sesi.

"Masih terlalu dini untuk bilang bahwa reli telah berakhir. Tapi minggu ini jadi pengingat, badai tidak pernah jauh," tulis Kepala Ekuitas Global Federated Hermes, Geir Lode kepada nasabahnya.

Berikut pergerakan pasar keuangan lainnya :

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini