Ini Alasan Mahasiswa Manfaatkan Pinjaman Online untuk Kuliah

Bisnis.com,13 Sep 2020, 20:20 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA — Pemanfaatan layanan teknologi finansial atau fintech peer-to-peer lending banyak dilakukan oleh segmen mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Saat sebagian masih mendapatkan dana dari orang tua, kenapa para mahasiswa rela 'berhutang' ke pinjaman online?

Student Ambassador Cicil (PT Cicil Solusi Mitra) Vicka Fadhilla menjelaskan bahwa dirinya bersama mahasiswa-mahasiswa di sekitarnya telah memanfaatkan layanan pinjaman online untuk keperluan kuliah. Padahal, kebutuhan dasar untuk perkuliahan telah terpenuhi dari orang tuanya.

Vicka bercerita bahwa terdapat sejumlah keperluan tambahan dari dirinya yang berkuliah di jurusan Manajemen Produksi Media, di antaranya adalah laptop dengan spesifikasi khusus. Alih-alih meminta kepada orang tuanya, dia memberanikan diri untuk menggunakan layanan Cicil saat membeli laptop tersebut.

"Biasanya untuk mencicil barang-barang yang diperlukan saat kuliah, kamera, laptop, beberapa mahasiswa lain untuk handphone. Pertimbangannya kan kalau aku perlu laptop untuk ngedit [video], untuk kuliah, tapi enggak mau beratin orang tua," ujar Vicka pada Jumat (11/3/2020).

Sebagai mahasiswa, dia membayar cicilan ke fintech itu dengan menyisihkan sebagian uang jajan dan mengambil pekerjaan sampingan. Menurutnya, cara tersebut dapat bekerja sehingga dia kembali mengajukan pinjaman untuk membayar uang kuliah di semester ganjil lalu.

Vicka bercerita bahwa para mahasiswa di sekitarnya memiliki motif yang sama saat memanfaatkan pinjaman melalui fintech, yakni ingin meringankan beban orang tua. Para mahasiswa yang mengajukan cicilan itu pun memang memiliki komitmen untuk mendapatkan penghasilan, baik dari selisih uang jajan maupun bekerja.

"Biasanya anak-anak yang merantau, dia mencicil kamera misalnya, enggak bilang ke orang tuanya. Mereka ingin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pendidikannya," ujar Vicka.

CEO & Co-Founder Cicil Edward Widjonarko menjelaskan bahwa kebutuhan mahasiswa terhadap pembiayaan yang berkaitan dengan pendidikan menjadi peluang yang digarap perusahaannya. Selama empat tahun, Cicil telah menyalurkan lebih dari 67.000 pembiayaan kepada para mahasiswa dengan akumulasi Rp171 miliar.

Menurutnya, dalam menggarap segmen tersebut Cicil memberikan pelayanan secara khusus, yakni selain menawarkan pinjaman tetapi juga menyediakan layanan pekerjaan bagi mahasiswa untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Uang itu kemudian digunakan untuk membayar cicilan.

"Kami mencoba mengerti kondisi mahasiswa, yang biasanya menjadi tutor kini sepi karena Covid-19. Kami ajak mahasiswa untuk mencari solusi bersama, salah satunya melalui [layanan] Cicil Jobs," ujar Edward pada pada Jumat (11/3/2020).

Melalui Cicil Jobs, mahasiswa bisa mendapatkan sejumlah pekerjaan jangka pendek dari perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Cicil. Edward menilai bahwa layanan tersebut bukan hanya membantu adanya sumber pendapatan, tetapi juga dapat membantu mahasiswa memahami ekosistem pekerjaan.

Keputusan Cicil untuk menggarap segmen mahasiswa pun berpengaruh terhadap ekspansi bisnisnya yang terkonsentrasi di kota-kota tempat kampus-kampus berada. Untuk mengembangkan bisnis tersebut, perseroan menggunakan pendekatan komunitas, yakni dengan menunjuk ambassador di kampus-kampus.

Saat ini perseroan mencatatkan tingkat keberhasilan pinjaman 90 (TKB90) 97,46 persen. Menurut Edward, angka TKB90 itu menurun atau tingkat non-performing financing (NPF) meningkat selama masa pandemi Covid-19, dari yang sebelumnya berada di bawah 1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini