Genjot Remitansi, BCA Perluas Hubungan dengan Bank Koresponden

Bisnis.com,13 Sep 2020, 15:15 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Periode paruh pertama 2020, transaksi remitansi PT Bank Central Asia Tbk. mengalami penurunan.

Untuk kembali meningkatkan bisnis remitansi, perseroan menyatakan akan memperat kerja sama dengan bank koresponden menyusul nilai transaksi remitansi yang melemah pada semester I/2020.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan per semester I/2020, transaksi remitansi BCA tercatat senilai Rp51,3 triliun atau melemah 4,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

BCA pun akan terus membangun kerja sama erat dengan bank-bank koresponden untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi para nasabah.

Sebenarnya, dalam layanan remitansi, BCA telah memberikan keunggulan berupa layanan multicurrency yang memungkinkan nasabah mengirimkan uang dalam 124 mata uang asing di seluruh dunia. Layanan tersebut diberikan lewat bekerja sama dengan jaringan bank-bank koresponden yang luas.

"Jaringan bank koresponden memberikan akses bagi BCA dalam melayani transaksi remitansi dengan berbagai mata uang," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Bank Indonesia dan BNP2TKI, pada semester I/2020, realisasi remitansi tenaga kerja asing di Indonesia adalah mencapai US$700 juta atau turun 11,28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Sementara itu, realisasi remitansi Tenaga Kerja Indonesia turun lebih tajam yakni sebesar 21,95 persen YoY menjadi US$2,262 miliar.

Secara kuartalan, realisasi remitansi tenaga kerja asing pada kuartal II/2020 juga mengalami penurunan hingga 6,54 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya (quartal to quartal/QtQ). Begitu juga dengan bisnis remitansi tenaga kerja indonesia pada kuartal II/2020 yang mengalami penurunan 13 persen QtQ.

Lebih rinci, penurunan tertajam pada remitansi tenaga kerja asing terjadi pada kawasan Amerika dan Asia Tenggara yang masing-masing turun 27,42 persen YoY dan 23,78 persen YoY menjadi US$90 juta dan US$109 juta.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan karakteristik remitansi TKI dan TKA memiliki perbedaan tetapi di tengah pandemi kedua bisnis tersebut dapat dipastikan menurun.

Kontraksi ekonomi di global menyebabkan kebutuhan TKI di luar negeri menurun. Walaupun tidak ada gelombang kembalinya TKI dari luar negeri ke Indonesia, maupun sebaliknya.

"Namun pertumbuhan tidak terjadi atau bahkan negatif, dengan demikian aliran uang remitansi baik yang masuk maupun keluar tetap berjalan meskipun pertumbuhannya negatif," katanya kepada Bisnis, Sabtu (12/9/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini