Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. mengalami penurunan laba bersih dengan rentang 25% hingga 50% selama semester I/2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebagai akibat pandemi Covid-19.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (14/9/2020), emiten berkode BNLI tersebut menyampaikan bahwa pandemi berdampak pada penurunan laba perseroan tetapi tidak berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek maupun permasahan hukum. Selain itu, operasional kantor cabang juga terganggu.
Sebanyak 109 kantor cabang dari total jumlah 312 kantor cabang tidak beroperasi selama penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di beberapa kota besar di Indonesia.Namun, mulai 8 Juni 2020, semua kantor cabang telah beroperasi kembali secara normal.
Dengan adanya perlambatan pertumbuhan perekonomian domestik yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit, BNLI menyebutkan akan tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada debitur yang bergerak di sektor yang relatif tidak terdampak atau memiliki tingkat risiko kredit yang relatif lebih rendah, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Dari sisi likuiditas, Bank Permata juga tetap berupaya untuk menumbuhkan dana pihak ketiga dari sumber dana yang stabil dan efisien yaitu tabungan dan giro. Dari sisi pendapatan operasional, mengingat tekanan marjin bunga dan perlambatan pertumbuhan kredit, saat ini Bank berfokus pada pertumbuhan fee-based income (pendapatan berbasis biaya).
"Mendukung upaya Pemerintah dalam memberikan stimulus perekonomian di tengah pandemi, Bank saat ini juga mengupayakan penyelesaian restrukturisasi/ relaksasi kredit bagi debitur yang terdampak Covid-19," demikian ditulis manajemen BNLI terkait permintaan penjelasan dampak pandemi Covid-19 Periode Agustus 2020.
Berdasarkan paparan publik Bank Permata, emiten ini memang mengalami penurunan laba bersih setelah pajak sebesar 48% pada Juni 2020 menjadi Rp366 miliar dari posisi Juni 2019 yang senilai Rp711 miliar.
Perolehan laba tersebut didorong oleh pendapat bunga bersih dan pendapatan operasional selain bunga yang masing-masing tumbuh 12% year on year (yoy) dan 8% yoy pada Juni 2020. Hanya saja, beban operasional selain bunga bunga juga meningkat hingga 3% (yoy) pada Juni 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel