​Harga Bahan Baku Tahu & Tempe Naik Nih, Tembus US$10 per Gantang

Bisnis.com,14 Sep 2020, 15:32 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah sempat terkoreksi pada pekan lalu, harga kedelai berbalik menguat pada awal pekan ini, bahkan berhasil menembus US$10 per bushel atau gantang

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (14/9/2020) hingga pukul 14.47 WIB harga kedelai berjangka untuk kontrak November 2020 di bursa Chicago menguat 7.50 poin atau 0,75 persen ke level US$10,03 per bushel.

Untuk diketahui, satu bushel setara 27,21 kilogram. Dengan harga US$10 per bushel dan kurs Jisdor Rp149.740, harga kedelai per kilo setara Rp5.503.

Kenaikan harga kedelai menembus US$10 per gantang merupakan pertama kali sejak dua tahun lalu, tepatnya Juni 2018. Ini sekaligus memperpanjang penguatan yang terjadi pada akhir pekan lalu, setelah stok dan kondisi tanaman di Amerika Serikat dilaporkan menurun.

Persediaan yang mengetat berbarengan dengan derasnya laju pembelian oleh China belakangan ini, seiring dengan mulai pulihnya kawanan babi dari flu babi Afrika. Pasar saat ini fokus pada prospek permintaan dari China dan berharap reli harga kedelai bisa berlanjut.

Di sisi lain, harga jagung di bursa Chicago kembali naik tiga hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak Maret setelah Departemen Pertanian AS membuat pemangkasan outlook untuk yield Amerika, meski penurunannya tak sebesar yang diharapkan.
Harga jagung terpantau naik 2,25 poin atau 0,61 persen ke level 3,75 per bushel. Jagung mencapai harga tertinggi dalam lima tahun karena adanya kekhawatiran akan kekurangan pasokan domestik.

Sementara harga bungkil kedelai di bursa Dailan juga ikut naik, mengekor harga di bursa Chicago. Bungkil kedelai mencapai penguatan tertinggi sejak November 2019. Per pukul 15.00, harga bungkil kedelai mencapai US$3,25.

Bungkil kedelai atau makanan kedelai (soybean meal) merupakan ampas dari kedelai yang telah diperas untuk diambil minyaknya (soybean oil). Adapun kedelai jenis ini biasanya digunakan sebagai bahan pakan ternak.

China sendiri telah meningkatkan pembelian untuk jagung dan kedelai AS selama beberapa waktu. Pun, pembelian tambahan tampaknya akan terjadi seiring dengan cuaca buruk yang membawa hujan besar dan banjir menghancurkan lahan pertanian di Timur-Laut, padahal industri babi ternak tengah meningkat pesat.

Bursa Berjangka Chicago

Bursa Berjangka Dailan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini