Bisnis Logistik Tetap Moncer, Khususnya Segmen Ritel

Bisnis.com,14 Sep 2020, 21:11 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Direktur Utama JNE Mohamad Feriadi saat diwawancarai dalam acara Diskusi Bisnis yang diselenggarakan secara virtual oleh Bisnis Indonesia Group, pada Kamis (30/4/2020). JNE masih optimistis menghadapi musim puncak Ramadan di tengah pandemi pengiriman dapat tumbuh lebih dari 20 persen.

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) merespons positif kebijakan PSBB jilid II DKI Jakarta yang tidak membatasi aktivitas logistik.

Ketua Umum Asperindo M. Feriadi mengatakan kondisi ini berbeda dengan yang dialami ketika PSBB tahap I yang membatasi seluruh pergerakan masyarakat, sehingga jasa antar tetap beroperasional kendati tidak penuh secara kapasitas.

Selain itu dalam PSBB jilid II juga tetap mendorong masyarakat beraktivitas di rumah. Kondisi ini menciptakan kebutuhan sembako, alat-alat kesehatan yang banyak diperoleh secara daring.

Pola pertumbuhan jasa kurir juga nampak dari kurva volume pengiriman yang berlanjut tumbuh pasca lebaran tahun ini. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya volume pengiriman hanya mengalami puncaknya pada lebaram setelah itu kembali datar.

"Setiap anggota Asperindo mengalami pertumbuhan berbeda-beda. Namun memang kami tidak ada data masing-maaing perusahaan. Sementara, JNE juga ada pertumbuhan tetapi enggak signifikan sekitar di bawah 10 persen," jelasnya, Senin (14/9/2020).

Menurutnya pertumbuhan bisnis hanya terjadi bagi perusahaan dengan segmen business to customer (B to C). Sementara akan sulit bagi model bisnis layanan business to business (B to B) untuk meraih kinerja yang lebih baik.

Hal itu juga yang dialami JNE yang masih tetap bertumbuh, tetapi tidak signifikan karena juga kehilangan pasar yang berasal dari korporasi. Pasalnya sektor korporasi mengalami penurunan produksi akibat aktivitas yang terbatas dan berkurang selama masa pandemi dan PSBB.

Kendati demikian hingga akhir tahun ini pun dia optimistis sektor ini menjadi jasa yang dibutuhkan masyarakat dengan kepentingan pengataran makanan dan kesehatan. Namun, tentunya pertumbuhan hanya terjadi secara tipis karena banyaknya bermunculan pemain di sektor ini juga membuat kuenya semakin terbagi.

Belum lagi, kata Feriadi, daya beli masyarakat yang mungkin juga berbeda dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini