Terseret Sentimen The Fed, IHSG Koreksi Tiga Hari Beruntun

Bisnis.com,17 Sep 2020, 16:01 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) belum mampu untuk bangkit setelah mencetak koreksi tiga hari beruntun. Langkah The Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunga dinilai menjadi salah satu sentimen negatif bagi indeks.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menutup perdagangan hari ini, Kamis (17/9/2020) di level 5.038,40, turun 20,08 poin atau 0,40 persen dibandingkan dengan level penutupan kemarin.

Dari seluruh sektor, hanya sektor properti, agrikultur, dan aneka industri yang mampu menguat. Ketiga sektor itu menguat masing-masing  2,55 persen, 1,16 persen, dan 0,62 persen

Sektor industri dasar dan sektor keuangan menjadi yang paling parah koreksinya dengan masing-masing tertekan 1,59 persen dan 0,78 persen.

Adapun dalam perdagangan hari ini total transaksi yang terjadi mencapai Rp6,67 triliun dengan aksi jual bersih asing Rp405,02 miliar di seluruh pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini salah satunya dipicu sikap Gubernur The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan di level 0,25 persen.

“Sikap Gubernur The Fed yang cenderung dovish mengingat masa pandemi Covid-19 menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi di negeri Paman Sam,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (17/9/2020)

Sikap The Fed membuat Wall Street tersungkur. Indeks S&P turun 0,46 persen dan indeks Nasdaq turun 1,25 persen, sedangkan Dow Jones naik 0,13 persen.

Selain Wall Street, mayoritas bursa Asia juga ikut terkoreksi.  Indeks Hang Seng Hong Kong menjadi pasar dengan koreksi terdalam sebesar 1,74 persen di posisi 24.294,97 disusul oleh indeks Kospi Korea Selatan yang jatuh 1,22 persen di level 2.406,17

Sementara itu dari dalam negeri kebijakan penerapan pembatasan sosial berskala besar di wilayah DKI Jakarta membuat market bersikap wait and see. Selain itu perkembangan Covid-19 cases baik di Tanah Air terus mengalami tren kenaikan.

Di sisi lain, Nafan menilai langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 4 persen tidak memberikan dampak terhadap pergerakan pasar saham hari ini.

“The Fed tetap 0,25 persen maka BI juga tetap pada 4 perse, tapi pasar lebih cenderung memperhatikan Covid-19. Jadi bukan BI rate. Kalau besok IHSG menguat, maka katalis positifnya ialah BI rate,” tutup Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini