Tiap Bulan, Pelaku Bisnis Angkutan Darat Rugi Rp15,9 Triliun!

Bisnis.com,18 Sep 2020, 17:53 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Calon penumpang berjalan menuju bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di area pemberangkatan terminal Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) menghitung kerugian yang telah dialami pelaku bisnis angkutan darat selama pandemi ini yang mencapai Rp15,9 triliun.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan dari gambaran grafik yang ada pergerakan kendaraan dan penumpang mencapai titik nadirnya pada akhir Mei 2020. Setelah adanya pelonggaran terdapat penaikan, tetapi grafik kembali turun usai Pemprov DKI Jakarta menerapkan PSBB Jilid II.

“Saya mencatat untuk jenis armada penumpang AKAP [antarkota antarprovinsi] dan pariwisata, memang turun. Kami diskusi [dengan] Organda angka kasar kerugian itu dalam satu bulan kehilangan AKAP saja bisa mencapai Rp1,6 triliun. Belum angkutan lainnya total mencapai Rp15,9 triliun,” jelasnya, Jumat (18/9/2020).

Berdasarkan penghitungan kasar kerugian terbesar dialami bus antarkota dalam provinsi (AKDP) senilai Rp3,9 triliun per bulan yang terdiri atas 20.000 perusahaan dan 51.815 armada. Kemudian bus AKAP senilai Rp1,6 triliun terdiri atas 346 perusahaan dan 11.949 armada. Rata-rata keterisian AKAP sebesar 30 penumpang.

Kemudian dilanjutkan pariwisata senilai Rp1,28 triliun terdiri atas 1.112 perusahaan dan 13.113 armada. Sementara untuk taksi dan angkot kerugiannya masing-masing mencapai lebih dari Rp878 miliar dan lebih dari Rp701 miliar.

Data AKAP juga menunjukkan penurunan terbesar penumpang dan kendaraan terjadi pada Mei 2020 sebesar 99 persen dibandingkan dengan sebelumnya. Sementara pada Juni menunjukkan tren kenaikan sebesar 92 persen dibandingkan dengan pada Mei 2020 serta penaikan sebesar 54 persen pada Juli 2020.

Hingga Juli 2020, pada data kedatangan terdapat sebanyak 150.164 kendaraan dengan 387.002 penumpang. Kemudian pada data keberangkatan terdapat sebanyak 156.440 kendaraan dengan total 618.314 penumpang.

“Dengan pandemi covid ini bagaimana tetap mempertahankan operator eksis sampai pandemi selesai pemerintah memberikan relaksasi supaya bisa melayani saat pandemi selesai. Kami sudah beberapa kali rapat relaksasi kemudahan yang didapatkan supaya bertahan selama masa ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini