Saham HSBC Holdings Sentuh Level Terendah Sejak 2008

Bisnis.com,19 Sep 2020, 11:51 WIB
Penulis: M. Richard
Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham HSBC Holdings Plc menyentuh menyentuh level terendahnya sejak tahun 2008 setelah anjlok pada akhir Perdagangan Jumat (18/9/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten perbankan ini ditutup anjlok 2,19 persen ke level 304 poundsterling pada akhir perdagangan di bursa London. Saham terus melemah awal tahun ini.

Selain karena dampak penurunanekonomi akibat pandemi virus corona, isu internal perusahaan tersebut juga membuat investor kian pesimistis. HSBC Holding Plc. sebelumnya sedang menggodok rencana pemangkasan tenaga kerja untuk bagian produk derivatif yang berbasis di Paris,

Prancis. Kebijakan tersebut akan berdampak pada divisi ekuitas dan fixed-income derivatif, kata salah seorang sumber. Namun, hingga kini belum diketahui berapa jumlah karyawan yang akan dipangkas.

Bloomberg sebelumnya telah memberitakan bahwa bank terbesar di Eropa tersebut berencana memangkas sedikitnya 255 pekerjaan dan 678 karyawan di Prancis pada awal 2022.

Sejumlah posisi akan dipindahkan ke Asia, benua dengan mayoritas klien produk derivatif HSBC. Sumber Bloomberg menambahkan rencana tersebut belum mencapai final.

Pengurangan tenaga kerja di Prancis merupakan bagian dari perombakan global HSBC yang diumumkan oleh Chief Executive Officer Noel Quinn pada Februari lalu.

Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi aset tertimbang menurut risiko kotor lebih dari U$100 miliar dan memangkas 35.000 pekerjaan pada 2022. HSBC saat ini sedang fokus mengatasi penurunan bisnis di Prancis, di mana divisi ritelnya siap dijual.

Meski demikian, anak usahanya di Indonesia PT Bank HSBC Indonesia masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp778 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangannya yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, perolehan laba tersebut terpangkas lebih dari setengah periode sama tahun lalu Rp1,43 triliun.

Perseroan mendapat tekanan dari pendapatan bunga bersih yang terpangkas dari Rp2,14 triliun menjadi Rp2,08 triliun per Juni 2020. Namun, perseroan masih mendapat margin dari transkasi spot dan derivatif yang naik menjadi Rp3,38 triliun dibandingkan dengan akhir Juni tahun lalu yang berjumlah Rp1,12 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini