Bisnis.com, JAKARTA – Rashid Hussain seperti bisa memprediksi suatu krisis akan terjadi. Pada 1997, tepat setahun sebelum krisis moneter menggulung perekonomian Indonesia, bankir kawakan asal Malaysia itu memutuskan melepas kepemilikannya atas Bank Niaga.
Saat itu, Rashid tercatat memiliki 20 persen, atau sekitar US$99 juta, saham bank swasta tersebut. Dengan porsi itu, dia sadar tak akan bisa berbuat banyak jika sewaktu-waktu terjadi hal buruk.
“Dengan porsi 20 persen, posisi tawar menawar Rashid menjadi rendah. Makanya, saham itu dijual,” ujar salah satu eksekutif dari lingkaran Rashid, seperti diwartakan harian Bisnis Indonesia edisi 20 September 1997.