Industri Rantai Pendingin Optimistis Cetak Rekor Produksi 2021

Bisnis.com,22 Sep 2020, 19:06 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Ilustrasi - Kontainer berpendingin (reefer container)./Bisnis-multivu.com

Bisnis.com, JAKARTA - Okupansi fasilitas rantai pendingin selama pandemi meroket secara tahunan karena melebihi kapasitas. Namun demikian, produksi rantai pendingin baru pada tahun ini dipastikan akan jatuh akibat pandemi Covid-19.

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mendata produksi rantai pendingin selama Januari-Agustus 2020 telah anjlok sekitar 58 persen secara tahunan menjadi 50.000 ton . Adapun, target industriawan setelah revisi memasuki pandemi Covid-19 pun diramalkan tidak akan tercapai.

"[Tahun ini] ada penambahan [rantai pendingin] baru. Penambahan [setelah revisi] kami targetkan sekitar 100.000 ton, tapi kenyataanya [konsumen] pada menunda pembangunan," kata Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).

Hasanuddin menghitung maksimal produksi rantai pendingin pada tahun ini maksimal akan mencapai 80.000 ton. dengan kata lain, produksi rantai pendingin pada akhir 2020 lebih rendah sekitar 52 persen secara tahunan.

Hasanuddin menjabarkan produksi pada Januari-April masih berjalan normal. Pada periode tersebut, pabrikan berhasil memproduksi sekitar 35.000 ton.

Walakin, industriawan langsung menunda pembangunan menjadi September 2020 hingga tahun depan. Adapun, kontrak produksi rantai pendingin sampai akhir tahun hanya sekitar 20.000 ton.

Di sisi lain, Hasanuddin melihat adanya pergeseran produksi rantai pendingin dari untuk kebutuhan industri seperti gudang pendingin maupun kontainer pendingin menjadi kebutuhan industri kecil menengah (IKM) maupun rumah tangga.

Berdasarkan data ARPI, rantai pendingin berukuran 300-500 liter hanya berkontribusi sekitar 20 persen dari portofolio produksi industri. Akan tetapi, selama pandemi volume produksi rantai pendingin ukuran kecil tersebut meningkat hingga 80 persen dibandingkan bulan-bulan biasa.

"[Tren permintaan] yang paling booming adalah produksi charge freezer di minimarket dan kulkas di rumah tangga. Mereka sadar ini [olahan pangan] harus disimpan.," katanya.

Di sisi lain, Hasanuddin meramalkan produksi rantai pendingin pada 2021 akan mencetak rekor baru. Pasalnya, kontrak produksi rantai pendingin sebanyak 50.000 ton tahun ini akan diundur produksinya menjadi pada 2021.

Hasanuddin berujar pada mulanya ARPI menargetkan produksi rantai pendingin pada 2021 hanya akan mencapai 120.000 ton. "Jadi, kalau ditambah 50.000 ton sudah 170.000 ton. [Kami optimistis] target [produksi 2021] 200.000 ton tercapai," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini