Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang jauh lebih baik daripada surat berharga. Kondisi ini berbanding terbalik dengan data secara industri yang memperlihatkan pertumbuhan surat berharga lebih tinggi dari kredit.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, dengan melihat kondisi pasar yang fluktuatif, kinerja kredit di Bank Mandiri mampu tumbuh lebih baik daripada surat berharga. Sampai dengan Juni 2020, pertumbuhan kredit mengalami peningkatan sebesar 4,4% secara year on year (yoy), sedangkan pertumbuhan surat berharga mengalami contraction sebesar minus 3,1% (yoy).
Menurutnya, pertumbuhan kredit masih terjadi di Bank Mandiri karena, lantaran perseroan terus mendukung program pemerintah dalam hal menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah masa pandemi. Salah satunya, penyaluran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang sudah mencapai Rp35 triliun sampai dengan September 2020.
"Selain itu kami terus membantu dan mendukung customer kami seperti pemberian kredit modal kerja agar bisnis mereka dapat beroperasi kembali," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).
Ada sejumlah tindakan dan perencanaan yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri untuk menjaga kualitas kredit. Mulai dari melakukan analisa sensitivitas, monitoring likuiditas, proaktif restrukturisasi, hingga kebijakan akuntansi conservative.
"Hal itu agar pertumbuhan kredit tetap terjaga dan meminimalkan risiko," katanya.
Sementara itu, Otoritas dalam statistik perbankan indonesia mencatat penyaluran dana dalam surat berharga mengalami pertumbuhan paling signifikan selama paruh pertama 2020 dibandingkan instrumen penyaluran dana industri perbankan lainnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran dana berupa kredit hingga Juni 2020 adalah senilai Rp5.617 triliun atau tumbuh 1,6% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, penempatan pada bank lain per Juni 2020 adalah senilai Rp222,86 triliun atau turun 19,12% (yoy).
Penempatan pada Bank Indonesia dan Surat berharga per Juni 2020 masing-masing senilai Rp726,88 triliun dan Rp1.237 triliun. Penempatan pada Bank Indonesia mengalami pertumbuhan 8,6% (yoy) per Juni 2020. Surat berharga juga tumbuh tinggi yakni mencapai 27,4% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel