Bisnis.com, JAKARTA - Pelibatan masyarakat dalam pengembangan layanan, menjadi salah satu strategi Jenius, digital banking milik Bank BTPN Tbk. (BTPN) untuk merangkul lebih banyak nasabah.
Hal ini diungkapkan oleh Darmadi Sutanto, Wakil Direktur Utama Bank BTPN, dalam diskusi virtual The Jakarta Post Fintech Festival: 'The role of fintech in the future of Indonesia’s economy', Rabu (23/9/2020).
Darmadi menjelaskan ide-ide nasabah dan masyarakat umum yang bisa mendorong pengembangan layanan Jenius, diakomodasi lewat platform Co.Create. "Terakhir, ada empat fitur dan inovasi yang kita kembangkan di masa pandemi Covid-19 ini, yaitu Moneytory, Multi Flexi Saver, Jenius QR, dan TopUp BNI TapCash. Ini terwujud juga berkat masukan nasabah yang ada di platform Co.Create," jelas Darmadi.
Sekadar informasi, Moneytory merupakan buku harian keuangan untuk mencatat uang masuk atau keluar dari Saldo Aktif, sementara Multiple Flexi Saver merupakan pengembangan yang memungkinkan nasabah ikut lebih dari satu layanan Flexi Saver.
Adapun, Jenius QR merupakan layanan pembayaran nontunai, sementara TopUp BNI TapCash memungkinkan nasabah melakukan top up saldo kartu TapCash BNI via NFC fitur e-Wallet Center dalam aplikasi.
Menurut Darmadi, terus bertransformasi di era pandemi merupakan kunci agar Jenius mampu beradaptasi dengan kebiasaan dan kebutuhan baru dari para nasabahnya. Terbukti, menurut riset internalnya, top 5 fitur Jenius di era pandemi ini membuktikan fitur cashless telah mengisi seluruh lini.
"Sebelum pandemi, cash withdrawal masih menempati posisi lima. Sekarang tergeser, di mana lima besarnya Send It ke bank lain, m-Card, Flexi Saver, Top Up e-Wallet, dan Send It dari Jenius ke akun Jenius lain," tambahnya.
Pandemi pun menjadi momentum Jenius terus memperbaiki diri. Pasalnya masih ada lima tantangan besar bagi layanan digital banking untuk berkembang. Pertama, industri perbankan memiliki regulasi yang ketat, rigid and complicated, market awareness yang belum signifikan, potensi maraknya cyber crime, serta monetization.
"Terutama terkait monetization ini, bagaimana kita mendorong agar layanan digital banking ini bisa mandiri dan memberikan keuntungan. Makanya, kita fokus ke opportunity dan menjadikan Jenius sebagai platform," ungkapnya.
Darmadi pun mengungkap potensi yang harus diambil dari layanan bank digital, yakni kolaborasi dengan berbagai teknologi finansial (fintech) lain. Hal ini demi merealisasikan target dan impian Jenius sebagai platform yang secara digital sudah langsung bisa masuk ke bisnis wealth management, bisnis mikro, bisnis dana pensiun, pembiayaan usaha kecil-menengah, dan corporate banking.
"Sekarang ini layanan utama kita memang tabungan, pembayaran, dan funding, tapi kita berharap semakin banyak jalan yang membawa kita cepat menuju ke sana," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel