Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatat dana kelolaan dalam segmen bisnis wealth management telah melampau target pada Agustus 2020.
Total dana kelolaan wealth management di Bank BNI tumbuh 14% pada Agustus 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) menjadi Rp150 triliun. Apabila dilihat dari kondisi akhir tahun lalu, dana kelolaan di BNI tumbuh Rp8 triliun atau 6% (year to date/ytd).
Pertumbuhan dana kelolaan wealth management ini seiring dengan naiknya jumlah nasabah sebesar 8% ytd atau tumbuh 6.000 nasabah selama Agustus 2020.
Kepala Pengembangan Bisnis Wealth Management BNI Ahmad Syamsul mengatakan bisnis wealth management perseroan memang tetap tumbuh di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Produk wealth management menawarkan pengelolaan portofolio nasabah, sehingga saat pandemi, bank mengarahkan nasabah ke produk-produk yang lebih konservatif seperti deposito.
Syamsul menekankan, bisnis wealth management pun, tidak bergantung dengan produk investasi. Hal ini pula, yang membuat produk deposito tumbuh paling signifikan dibandingkan reksa dana yang mengalami pertumbuhan terendah.
Perinciannya, pada Agustus 2020, produk deposito mampu tumbuh 16% ytd, surat utang tumbuh 6% ytd, dan reksa dana tumbuh 3% ytd. Nasabah wealth management, lanjutnya, saat ini lebih memilih produk yang lebih memiliki resiko lebih rendah untuk memberikan keamanan.
"Secara umum kondisi bisnis wealth management tetap mengalami pertumbuhan walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Secara target dana kelolaan sampai dengan akhir tahun kami sudah melewati target," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).
Dari total dana kelolaan tersebut, Bank BNI mampu memperoleh pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) senilai Rp200 miliar. Tahun ini, BNI menargetkan perolehan FBI dari wealth management mampu mencapai Rp300 miliar.
"Untuk FBI masih on progress menuju Rp300 miliar," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel