Hasil Survei Citi, Keluarga Kaya Masih Extra Hati-hati Terkait Investasi

Bisnis.com,23 Sep 2020, 12:06 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Gedung Citigroup./Chris J Ratcliffe - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona serta respons dari pemerintah dan bank-bank sentral membuat keluarga pemilik perusahaan keluarga dan orang-orang terkaya di seluruh dunia menjadi defensif.

Hal tersebut merupakan hasil survei dari bank swasta Citigroup Inc. yang dilakukan pada bulan Juni dan Juli kepada sekitar 180 peserta, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (23/9/2020).

Sekitar 75 persen dari responden yang disurvei menggambarkan sentimen investasi 12 bulan mereka masih dalam kondisi penuh kehati-hatian. Hampir 25 persen mengatakan mereka prihatin dengan kerusuhan sosial. Keresahan datang karena melihat jumlah kematian global akibat pandemi telah mencapai 200.000 di Amerika Serikat dan hampir 1 juta orang secara global.

Pukulan dari virus tersebut membuat produk domestik bruto diperkirakan hanya akan tumbuh 2% pada tahun 2020, menurut proyeksi Bloomberg Economics. Angka ini akan menjadi rekor paling lambat sejak reformasi pada akhir 1970-an.

Sekitar setengah dari responden dalam survei Citi mengharapkan total pengembalian portofolio di tahun depan hanya 1% hingga 5%.

David Bailin, Kepala Investasi Citi Private Bank, mengatakan kehati-hatian yang diungkapkan dalam survei "mungkin menandakan" kesempatan yang hilang. Apalagi, saham global telah pulih dengan cepat dari aksi jual yang dipicu oleh virus corona, rebound lebih dari 45% sejak Maret dan mencapai rekor tertinggi awal bulan ini.

“Kami membayangkan periode pemulihan bisnis kecil dan menengah dan mempercepat pertumbuhan global pada 2021 dan 2022 berdasarkan jumlah stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah dan manfaat lebih lanjut dari inovasi secara global,” kata Bailin.

Kepala permodalan swasta Citi, Stephen Campbell, mengungkapkan perusahaan-perusahaan swasta telah selamat dari pandemi dalam kondisi yang baik, tetapi setidaknya setengah mengatakan likuiditas menjadi perhatian.

"Mereka diposisikan untuk menggunakan modal lebih lanjut karena mereka melihat peluang muncul, terutama di pasar swasta," kata Campbell. Dia menambahkan bahwa klien sering bersedia mengorbankan keuntungan jangka pendek hingga menengah untuk mempertahankan likuiditas.

Survei tersebut menemukan bahwa 59% perusahaan keluarga meningkatkan alokasi dana untuk investasi langsung. Adapun, sektor-sektor yang dianggap menarik yakni bidang teknologi informasi, perawatan kesehatan, dan real estat. Lebih dari separuh responden mengatakan mereka berniat mengambil keuntungan dari suku bunga rendah dengan pembiayaan kembali dan penambahan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini