Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis wealth management mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19 seiring dengan penurunan suku bunga acuan yang membuat nasabah mencari portofolio investasi yang menguntungkan dalam mengelola kekayaannya.
Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk PT Bank DBS Indonesia Mus Hidayat mengatakan produk wealth management yang dipasarkan perseroan tidak hanya berasal dari reksa dana, tetapi juga obligasi pemerintah. DBS juga telah meluncurkan saving currency account.
Selain itu, adanya aplikasi Digibank memudahkan nasabah untuk bertransaksi dan mengakses layanan investasi. Penurunan suku bunga yang kemungkinan terus akan berlanjut juga akan mengakibatkan peralihan pengelolaan kekayaan nasabah ke produk investasi.
"Nah ke depan untuk produk wealth management pasti akan terus berkembang, mengenai kondisi suku bunga masih rendah dalam beberapa tahun mendatang sehinga masyarakat yang ingin lakukan perencanaan keuangan yang optimal bisa pertimbangkan produk-produk nontradisional atau reksa dana dan lainnya," katanya dalam webinar, Rabu (23/9/2020).
Presiden Director Mandiri Management Investment Alvin Pattisahusiwa mengatakan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) hingga akhir 2019 adalah senilai US$26 juta atau setara dengan Rp385 miliar.
Pada Agustus 2020, dana kelolaan wealth management di Mandiri Investasi telah meningkat menjadi US$39 juta atau senilai Rp598 miliar. Data terakhir pada September 2020 telah senilai Rp1,1 triliun. "Akhir 2020 bisa bisa US$100 juta atau senilai Rp1,5 triliun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel