Kasus Covid-19 DKI Jakarta Mulai Melandai, Kenapa PSBB Diperpanjang?

Bisnis.com,24 Sep 2020, 17:43 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi Covid-19 DKI Jakarta. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan mulai ada pelandaian kasus terkonfirmasi positif Covid-19 setelah DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 12 hari.

“Kini mulai tampak tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta, seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat dilakukan pengetatan PSBB. Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus. Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus,” kata Aneis melalui keterangan resmi pada Kamis (24/9/2020).

Kendati demikian, Anies kembali memperpanjang PSBB ketat hingga 11 Oktober 2020 lantaran masih ada potensi kenaikan angka kasus positif Covid-19 jika pelonggaran diberlakukan. Selain itu, dia beralasan, kawasan Bodetabek masih memiliki tren peningkatan kasus harian positif Covid-19.

Dengan begitu, menurut dia, perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus Covid-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,” ujarnya.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan Provinsi DKI Jakarta melampui gelombang pertama Pandemi Covid-19 pada sebelum akhir tahun 2020.

Dicky berpendapat prediksi itu berdasar pada cakupan testing DKI Jakarta yang cenderung stabil dalam batas yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya bisa diperkirakan sebelum akhir tahun ini gelombang pertama bisa selesai. Bahwa DKI Jakarta bisa mengalami gelombang berikutnya tentunya tetap ada,” ujar Dicky melalui pesan suara dari Australia, Selasa (22/9/2020).

Stabilitas kapasitas testing, menurut Dicky, memiliki modal yang pasti secara keilmuan untuk melandaikan kurva pandemi di DKI Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini