Pandemi Tak Halangi Transaksi Uang Elektronik Berbasis Chip Tumbuh

Bisnis.com,24 Sep 2020, 17:34 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019 menggunakan TapCash BNI saat masuk jalan tol di gerbang Lematang, Lampung, Rabu (1/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi uang elektronik berbasis chip masih mengalami peningkatan meski ada pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat.

Hingga Mei 2020, ada 13 produk uang elektronik berbasis chip yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Misalnya, Flazz milik PT Bank Central Asia Tbk. dan TapCash milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Sri Indira, General Manager BNI Divisi E-Banking, mengatakan per Agustus 2020 jumlah kartu TapCash yang beredar telah mencapai 8 juta atau tumbuh 23 persen yoy. Adapun volume transaksinya tumbuh 3 persen yoy mencapai Rp750 miliar.

Meski pertumbuhan jumlah kartu mencapai dua digit, tetapi tidak demikian pada sisi volume transaksi. Dia mengatakan pertumbuhan volume transaksi hanya mencapai 3 persen disebabkan perubahan perilaku masyarakat selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

PSBB menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas. Sementara sebagian besar transaksi uang elektronik berbasis kartu masih digunakan di sektor transportasi.

Meski begitu, katanya, perseroan masih bisa mempertahankan pertumbuhan di tengah tantangan akibat pandemi. Hal ini seiring dengan langkah perseroan mengalihkan aktivitas transaksi di sektor transportasi menjadi ke minimarket.

Dia menambahkan BNI akan terus memperluas akseptasi TapCash di merchant retail untuk mempermudah penggunanya dalam melakukan pembayaran dengan para mitra. Saat ini terdapat total 34.000 merchant retail yang dapat menerima pembayaran lewat TapCash. Di antaranya, Alfamidi, Alfamart, Indomaret, Circle K, CGV Cinemas, FamilyMart.

Di samping itu, BNI terus melakukan inovasi dan kolaborasi untuk meningkatkan basis pengguna. Salah satunya yakni kolaborasi top up TapCash melalui Jenius, aplikasi digital banking milik Bank BTPN.

"Kami tetap memperluas akseptasi, mengakali dari sektor transportasi kepada ritel untuk pembelian di minimarket, sehingga kami bisa mempertahankan sales volume," katanya.

Menurutnya, potensi penggunaan uang elektronik masih sangat besar. Apalagi melihat perubahan perilaku masyarakat pada masa pandemi yang lebih banyak melakukan transaksi non tunai dibandingkan dengan tunai.

Hal ini tercermin dari data BI yang mencatat pertumbuhan nilai transaksi uang elektronik tetap kuat pada Juli 2020 yakni 24,42 persen yoy. Volume transaksi uang elektronik sampai dengan Juli 2020 sebesar 381,58 juta transaksi dengan nominal Rp16,09 triliun.

PT Bank Central Asia Tbk. juga mencatatkan pertumbuhan transaksi uang elektronik berbasis chip. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn menyampaikan BCA menawarkan Kartu Flazz yang merupakan alat pembayaran untuk dapat digunakan transaksi pembayaran barang dan atau jasa dengan mendebit dana yang tersimpan pada kartu Flazz.

Per Juli 2020, jumlah uang elektronik Flazz BCA yang beredar tercatat sebesar 18 juta kartu, sedangkan transaksi uang elektronik Flazz BCA sebesar 220,7 juta transaksi.

"Kondisi peningkatan transaksi terutama disebabkan peningkatan jumlah pengguna, meskipun aktivitas masyarakat akibat PSBB berkurang terutama di sektor transportasi, di tengah situasi pandemi Covid-19," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini