Masih di Area Support, Ini Rekomendasi Ellen May Institute untuk GGRM

Bisnis.com,25 Sep 2020, 19:19 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) masih masuk dalam rekomendasi Ellen May Institute (EMI) untuk investasi jangka panjang. Hal ini dikarenakan kondisi harga emiten rokok tersebut, yang masih belum jauh dari area support.

"Kami mereferensikan GGRM untuk investasi jangka panjang. Secara valuasi dengan PBV , GGRM saat ini bisa dikatakan murah. Saat ini GGRM sedang berada di support-nya dan menjadi kesempatan untuk cicil beli investasi," tutur analis sekaligus founder EMI, Ellen May kepada Bisnis, Jumat (25/9/2020).

Ellen May memproyeksi level support GGRM ada di kisaran Rp40.000 - Rp40.500.

Adapun, hingga akhir perdagangan pekan ini, Jumat (25/9) sore, harga saham GGRM berada pada angka Rp40.700 per lembar. Posisi ini mengalami penguatan 1,31 persen dari harga sehari sebelumnya yang sebesar Rp40.175. Kenaikan ini merupakan penguatan pertama GGRM sejak 14 September 2020.

Kendati mulai naik, Ellen menyebut GGRM masih belum pulih ke harga normal. Secara year-to-date (ytd), posisi GGRM saat ini juga masih mengalami pelemahan 23,7 persen dari harga Rp53.350 pada awal tahun.

Di saat bersamaan, kinerja keuangan GGRM tak bisa dikatakan buruk. Pada semester I/2020 mereka masih mencatatkan pendapatan Rp53,65 triliun alias naik 1,72 persen secara year-on-year (yoy), kendatipun dari segi laba mereka mengalami penurunan hingga 10,7 persen ke angka Rp4,28 triliun.

Untuk itulah, sebagai investasi jangka panjang, Ellen menilai tidak ada salahnya mengoleksi saham GGRM.

"Yang penting tetap perhatikan money management ketika membeli, dengan proporsi 80 persen dari modal saham untuk investasi dan 20 persen untuk trading," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini