Pariwisata Bisa Ungkit Ekonomi, Asal Ada Protokol Kesehatan yang Ketat

Bisnis.com,26 Sep 2020, 19:08 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Pekerja menggunakan alat pelindung diri saat melayani wisatawan di Hotel Puri Santrian, Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (2/7/2020). Pemerintah Provinsi Bali berencana mewajibkan sertifikasi protokol kesehatan COVID-19 pada tatanan normal baru bagi usaha pariwisata dan objek wisata di Pulau Dewata yang akan mulai diverifikasi 3 Juli 2020./Antara-Nyoman Hendra Wibowon

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pariwisata dinilai mampu mengungkit ekonomi nasional yang kini masih terdampak akibat pandemi Covid-19. Tetapi, hal itu tidak akan bisa terjadi jika tidak dibarengi dengan kepatuhan pada protokol kesehatan.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi usaha Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang telah meluncurkan program Kampanye Indonesia Care atau I Do Care.

Kampanye ini  menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) pada sektor MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) di Indonesia.

“Pemerintah telah menyiapkan strategi, serta menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk tetap menggerakkan ekonomi, menjaga sumber penghasilan masyarakat, namun dengan tetap mengedepankan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujarnya dalam Kampanye Indonesia Care dan Protokol Kesehatan Pariwisata, di Kepulauan Riau, seperti dikutip dari pernyataan resmi, Sabtu (26/9/2020).

Adapun sosialisasi program CHSE yang dijalankan di sembilan destinasi MICE yakni Bintan, Yogyakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Manado, Lombok, Banten dan DKI Jakarta, serta Semarang bakal dimulai pada 26 September-9 Oktober 2020.

Airlangga menuturkan dipilihnya Bintan sebagai salah satu lokasi Kampanye I Do Care adalah karena kawasan wisata di daerah ini dinilai sudah siap dan berada dalam hub yang dekat dengan mancanegara.

“Tentunya kota ini menjadi pengungkit pertama sektor pariwisata, namun [kebangkitan] hanya bisa dicapai dengan protokol kesehatan yang siap. Saya melihat bahwa Kepri adalah daerah hijau, dengan tingkat kesembuhannya 60,7 persen yang melampaui standar WHO 60 persen dan kasus aktif di sini hanya 375,” ujarnya.

Dia berharap program ini benar-benar dijalankan dan digaungkan secara masif untuk meningkatkan kepercayaan calon wisatawan domestik dan global.

Menparekraf Wishnutama Kusbandio menambahkan pemerintah optimistis pariwisata Indonesia akan bertumbuh kembali pascapandemi.

“Jika implementasi CHSE dilakukan dengan baik oleh penyedia layanan MICE dan wisawatan yang berkunjung,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini