Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan resesi kian pasti menyapa Indonesia. Perlambatan ekonomi juga diikuti lonjakan pengangguran jelang tutup buku 2020. Hal ini membuat penurunan daya beli juga sebuah realitas yang harus dihadapi. Lantas, emiten mana yang paling terimbas dan kuat melewati badai ekonomi ini?
Laporan International Labour Organization (ILO) yang baru dirilis menunjukkan rerata hilangnya jam kerja secara global bakal mencapai 18 persen atau setara 515 juta pekerja purna waktu.
Proyeksi tersebut didasarkan pada rata-rata pendapatan pekerja di seluruh dunia yang turun 10,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga kuartal III/2020. Penurunan itu setara dengan US$3,5 triliun atau 5,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sepanjang Januari—September 2020.