Proses Vaksinasi Diyakini Rampung Pada Kuartal I/2021

Bisnis.com,28 Sep 2020, 19:28 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Pukesmas Garuda di Jl. Dadali No.81 Kota Bandung menjadi salah satu dari empat Puskemas Kota Bandung yang menjadi lokasi uji coba penyutikan Vaksin Covid/19 dari Sinovac yang diproduksi PT Bio Farma. Tiga Puskmas lainnya adalah Sukapakir, Ciumbuleuti, Dago. Foto: Google Maps

Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan ekonom hingga pebisnis cukup optimistis bahwa proses vaksinasi Covid-19 bakal rampung pada kuartal I/2021.

Apalagi, arahan itu datang langsung dari  Presiden Joko Widodo yang menginstruksikan penyusunan skema bisa selesai dalam waktu 2 pekan ke depan. 

"Vaksin ini kan rencana produksinya sudah dilaksanakan pada akhir 2020. Seharusnya triwulan pertama bisa sudah full untuk distribusi secara massal, sehingga proses awal pemulihan ekonomi bisa dilakukan sejak awal kuartal II/2021," kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah kepada Bisnis, Senin (28/9/2020).

Menurutnya, pemulihan ekonomi di Tanah Air sangat bergantung kepada kehadiran vaksin Covid-19 mengingat rendahnya tingkat kedisiplinan masyarakat dan pemerintah sejauh ini.

Dengan demikian, kata Piter, skema vaksinasi mesti dipersiapkan semaksimal mungkin, baik dari segi ketersediaan maupun eksekusi pendistribusiannya.

"Jangan sampai seperti program anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang pelaksanaannya terlambat. Kalau untuk vaksin ini tidak ada istilah lambat. Harus Cepat!" tegas Piter.

Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani berharap pemerintah memprioritaskan beberapa segmen dalam skema vaksinasi yang akan dirampungkan dalam waktu 2 pekan ke depan.

Menurutnya, proses vaksinasi dapat diprioritaskan kepada tenaga medis, orang-orang dengan risiko tinggi terpapar wabah - khususnya di zona merah atau hitam dan kawasan industri - serta masyarakat kelas menengah bawah yang memiliki keterbatasan finansial untuk mengakses vaksin.

"Dengan demikian, kepercayaan diri pasar lebih cepat pulih dan kegiatan ekonomi bisa dinormalisasi secepatnya," kata Shinta kepada Bisnis.

Kendati demikian, ia menilai secara esensial vaksin tidak memiliki efek langsung terhadap pemulihan industri. Pasalnya, lanjut Shinta, kehadiran vaksin belum tentu dapat meningkatkan kepercayaan diri pasar.

Terutama, jelas Shinta, kepercayaan diri pasar untuk melakukan kegiatan perekonomian, khususnya konsumsi dalam jangka pendek.

"Semua sangat tergantung kepada sugesti dan psikologi pasar setelah vaksin didistribusikan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini