Penelitian Buktikan Stigma Sosial Lebih Ngeri Dibanding Kena Covid-19

Bisnis.com,29 Sep 2020, 16:06 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Ilustrasi - Sejumlah tenaga kesehatan membawa peti berisi jenazah di halaman RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (24/9/2020)./Antara-FB Anggoro

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah penelitian psikologi menunjukkan bahwa masyarakat lebih takut terhadap dampak sosial daripada terkena Virus Corona.

Hal ini membuat banyak orang yang positif Covid-19 justru enggan melaporkan diri.

Penelitian Fakultas Psikologi UI bersama Laporcovid-19 menunjukkan bahwa stigma terkait dengan orang yang tertular Covid-19 cukup banyak di Indonesia.

Pertama, stigma Covid-19 berkisar 40-50 persen, sehingga membuat pasien tidak mau diketahui.

Kemudian, 30-40 persen langsung jadi buah bibir, baik dia dan keluarganya.

“Ini kan masalah besar,” kata Akmal Taher, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada diskusi publik beberapa waktu lalu.

Ketiga, bisa orang lebih takut ketika diswab bukan takut dia positif, tapi takut ketahuan orang lain.

Hal ini makin parah setelah ada aturan larangan isolasi mandiri di rumah dan akan dijemput paksa apabila ketahuan isolasi di rumah.

“Sebelumnya, boleh di rumah, tapi ternyata ada kekhawatiran bisa menularkan sekeluarga dan menghambat mobilitas sekeluarga. Saya nggak bisa bilang apa-apa, kalau memang terinfeksi, ya harus lapor dan harus mau menjalani isolasi di Wisma Atlet,” kata Akmal Taher.

Menurutnya, baik petugas kesehatan maupun masyarakat, memang harus tahu betul apa penyebabnya seseorang tidak mau dilaporkan atau melaporkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini