Dipicu Penurunan Tarif Angkutan Udara, Kota Malang Alami Deflasi

Bisnis.com,02 Okt 2020, 05:51 WIB
Penulis: Choirul Anam
Ilustrasi./Antara-Septianda Perdana

Bisnis.com, MALANG - Kota Malang mengalami deflasi 0,05 persen pada September yang dipicu a.l penurunan tarif angkutan udara.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan selain tiket pesawat yang turun 3,71 persen, komoditas lainnya yang harganya turun, yakni daging ayam ras 2,0 persen, telur ayam ras, 4,29 persen, cabai rawit 12,89 persen, dan emas perhiasan turun 0,69 persen.

“Komoditas yang menghambat deflasi a.l kenaikan harga bawang putih sebesar 8,43 persen, sepeda motor 0,85 persen, bawang merah 3,37 persen, dan minyak goreng naik sebesar 0,66 persen,” katanya, Kamis (1/10/2020).

Menurut dia, deflasi pada September ini merupakan yang keempat kalinya di tahun ini. Sebelumnya deflasi juga terjadi pada Maret, April, dan Agustus 2020.

Inflasi tahun kalender Kota Malang sebesar 0,83 persen, sementara untuk inflasi tahunan 1,22 persen. Untuk inflasi tahun ke tahun, pada 2020 ini merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir.

Deflasi sebesar 0,05 persen di Kota Malang dipicu penurunan pada kelompok pengeluaran transportasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau, masing-masing sebesar 0,30 persen, dan 0,22 persen.

"Dua kelompok itu yang memberikan andil besar terhadap deflasi Kota Malang," katanya..

Kelompok pengeluaran lain yang menyumbang deflasi Kota Malang, yakni penurunan pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang tercatat sebesar 0,01 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang menjadi penghambat deflasi a.l kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik atau mengalami inflasi sebesar 0,33 persen.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya naik sebesar 0,16 persen, kesehatan naik 0,13 persen, pakaian, dan alas kaki naik 0,03 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen, dan penyedia makanan, dan minuman restoran naik 0,01 persen.

Dua kelompok pengeluaran yang tetap, atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan, yakni kelompok pengeluaran air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok pengeluaran pendidikan.

Untuk wilayah lain di Jawa Timur, sebagian besar mengalami deflasi, dan hanya Kota Kediri yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.

Kota yang mengalami deflasi, selain Kota Malang, yakni Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Kota Surabaya 0,18 persen, Banyuwangi 0,17 persen, Sumenep 0,12 persen, Kota Madiun 0,02 persen, dan Jember 0,01 persen.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini