Antisipasi Risiko Pembiayaan, BRI Syariah Naikkan Pencadangan

Bisnis.com,05 Okt 2020, 14:10 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Karyawan menunjukan uang rupiah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) akan terus meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi risiko pembiayaan meski ada relaksasi restrukturisasi bagi nasabah terdampak Covid-19.

Direktur Operasional BRIsyariah Fahmi Subandi mengatakan adanya pandemi membuat OJK memberikan relaksasi kepada perbankan untuk melakukan restrukturisasi. Meski begitu, BRIsyariah tetap memupuk pencadangan guna mengantisipasi risiko pembiayaan yang mungkin timbul di kemudian hari.

Upaya BRIS memupuk pencadangan tercermin dari non performing financing (NPF) coverage ratio pada Juni 2019 sebesar 27,9% naik menjadi 71,4% pada Juni 2020. Fahmi mengatakan perseroan akan terus memupuk pencadangan hingga di atas 100% pada akhir tahun.

"Dari sisi pencadangan BRIS terus berpupaya meningkatkan coverage. Coverage kita di 88% dan terus kita tingkatkan bisa di atas 100% di akhir tahun," katanya dalam webinar, Senin (5/10/2020).

Di sisi lain, kata dia, bisnis BRI Syariah akan terus tumbuh secara selektif di sektor-sektor yang masih memiliki potensi. Fahmi menambahkan BRI Syariah juga terus melakukan kajian dan stress test, dan mengamati terhadap perkembangan restrukturisasi.

"Kami terus mengamati sekarang yang di kol 1, ada berapa yang potensi jatuh di kol 2. Yang sekarang di kol 2 ada berapa yang potensi jatuh ke depan menjadi seperti apa," imbuhnya.

Dari sisi kinerja, BRI Syariah masih melanjutkan kinerja positif sampai dengan Agustus 2020 yang tercermin pada pertumbuhan laba bersih di atas 100%.

Direktur Utama BRIS Ngatari menyampaikan kinerja keuangan syariah menunjukkan kinerja positif sampai Agustus 2020. Begitu pula dengan BRI Syariah yang masih membukukan kinerja positif sampai dengan bulan tersebut.

Dia menyebut BRI Syariah membukukan laba bersih per Agustus 2020 mencapai Rp168 miliar atau naik 158,46% secara year on year (yoy). Pembentukan laba ditopang oleh pendapatan penyaluran dana mencapai Rp1,94 triliun atau naik 19,75% yoy.

"Hal ini menunjukkan ekonomi dan keuangan syariah terbukti telah mampu bertahan di tengah krisis pandemi sehingga berpotensi menjadi salah satu solusi pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini