BI Sebut Ada Empat Tantangan Pengembangan Ekonomi Syariah

Bisnis.com,05 Okt 2020, 20:50 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi.

Bisnis.com, SURABAYA – Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Waluyo menyebut setidaknya ada empat tantangan yang dihadapi sektor ekonomi dan keuangan syariah untuk bisa berkembang lebih cepat.

Menurutnya, tantangan ekonomi syariah yang pertama adalah permodalan, disusul inovasi produk syariah, sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur layanan maupun teknologi informasi (TI).

“Dalam tantangan permodalan, keuangan syariah diharapkan menjangkau pendanaan pelaku usaha dengan biaya rendah, lalu perlu percepatan inovasi produk syariah yang variatif. Di samping itu SDM ditingkatkan karena dana umat merupakan dana sangat besar maka perlu SDM yang mampu mengelola dengan baik,” jelasnya saat pembukaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2020 secara virtual, Senin (5/10/2020).

Sedangkan dari sisi infrastruktur layanan, lanjutnya, saat ini keuangan syariah masih mengalami keterbatasan layanan dan teknologi informasi yang seharusnya bisa menjangkau masyarakat lebih luas, terutama saat kondisi pandemi seperti sekarang.

Meski begitu, Dody meyakini lembaga keuangan syariah merupakan yang mampu bertahan dari krisis jika melihat pengalaman. Untuk itu, ekonomi dan keuangan syariah ke depan diharapkan bisa kembali menawarkan solusi yang bersifat beyond bagi ketahanan ekonomi yang sulit saat ini.

“Pandemi ini tidak bisa dipungkiri menghambat mobilitas manusia dan aktivitas ekonomi di seluruh dunia. Hampir seluruh negara sudah all out keluarkan stimulus di tingkat fiskal, dan injeksi likuiditas, tapi tetap saja ekonomi dunia tidak dapat dihindari,” katanya.

Dody mengatakan tahun ini diharapkan ekonomi perlahan membaik sebagai respon kebijakan dan relaksasi pembukaan ekonomi di banyak negara dengan disiplin protokol kesehatan.

“Ini seiring dengan ekonomi domestik, bahwa ekonomi kita perlahan akan membaik di semester II yang didorong oleh berbagai permintaan domestik yang sejalan dengan stimulus. Kemajuan restrukturisasi kredit dunia usaha juga mulai berdampak positif dengan meluasnya digitalisasi dalam pembayaran,” ujarnya.

Namun begitu, BI memandang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III dan IV masih tetap dalam kondisi kontraksi tetapi lebih baik dibandingkan kuartal II seiring dengan arah perbaikan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini