Alert! Gelembung Kasus Corona RI Kian Jauh dari Standar WHO

Bisnis.com,06 Okt 2020, 18:07 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Ilustrasi-Petugas medis mengambil sampel usap hidung dan tenggorokan dalam pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19 di Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (26/8/2020)./Antara-Umarul Faruqrnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas Covid-19 mencatat positivity rate atau indikator positif terpapar virus corona dari hasil uji spesimen di Indonesia menjauhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Data kumulatif September 2020, negara ini melaporkan tingkat positif tertular mencapai 16,11 persen, atau lebih tinggi tiga kali lipat dari ketentuan WHO, yakni 5 persen.

“Satgas mengingatkan agar angka-angka ini menjadi bahan evaluasi bagi kita semua. Jangan sampai kita lengah dan kemudian malah berkontribusi terhadap peningkatan kasus maupun jumlah kematian akibat covid 19," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam koneferensi pers secara virtual, Selasa (6/10/2020).

Dengan demikian positivity rate tersebut secara konsisten naik dalam 4 bulan terakhir. Pada Juli--Agustus, Satgas Covid-19 mencatat positivity rate, secara berurutan 11,71 persen, 14,29 persen, dan 15,43 persen.

Bahkan, satu indikator tingkat penularan terhadap sampel yang diuji sempat melonjak lebih dari 25 persen dalam satu hari pada Agustus lalu.

Berdasarkan situs ourworldindata.org, Indonesia berada pada urutan ketiga dunia dalam hal positivity rate. Negara yang beradada pada urutan pertama dan kedua adalah Agentina (41,9 persen) dan Afrika Selatan (15,9 persen).

Positivity rate atau tingkat positif adalah rasio orang yang terkonfirmasi terinfeksi virus Corona dari jumlah orang yang melakukan tes. Mengutip situs garapan organisasi riset milik Universitas Oxford, tingkat positif menjadi indikafor keberhasilan pengendalian pandemi di suatu wilayah.

Epidemilog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan positivity rate adalah kondisi asli di suatu negara. Membandingkan jumlah kasus di setiap negara dapat dilakukan apabila masing-masing negara memiliki kemampuan pengujian yang serupa.

“Malah negara dengan kasus banyak kemudian dia intervensi tracing, isolasi, karantina, dan positivity rate bisa kurang dari 5 persen, berarti dia berhasil, seperti Rusia, Pakistan, Brazil, China, itu berhasil,” katanya.

Adapun berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 4.056 orang selama 24 jam terakhir per Selasa (6/10/2020) hingga pukul 12.00 WIB. Jumlah tersebut merupakan hasil dari pemeriksaan 36.342 spesimen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini