Pacu Penciptaan Lapangan Kerja, Australia Tata Cetak Biru Belanja Negara

Bisnis.com,06 Okt 2020, 17:14 WIB
Penulis: Reni Lestari
Suasana di Kantor Reserve Bank of Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia akan menyusun program belanja untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dilanda resesi dan menciptakan lapangan kerja bagi ratusan ribu pengangguran akibat penguncian Covid-19 di negara itu.

Menteri Keuangan Josh Frydenberg diperkirakan akan mengumumkan defisit 220 miliar dolar Australia (US$158 miliar) ketika menyerahkan anggaran untuk tahun yang berakhir Juni 2021 malam ini di Canberra.

Menurut perkiraan median ekonom yang disurvei, kekurangan itu akan setara dengan 11,6 persen dari produk domestik bruto. Reserve Bank of Australia juga akan mengeluarkan keputusan suku bunga Oktober hari ini dan diharapkan tidak mengubah kebijakannya.

Cetak biru ekonomi pemerintah mencakup pemotongan pajak penghasilan yang telah ditetapkan untuk dimulai pada Juli 2022. Pemerintah Australia juga merencanakan tunjangan investasi untuk perusahaan serta keringanan pajak untuk startup kecil.

Sebelumnya, Canberra telah mengumumkan 1,5 miliar dolar Australia untuk merevitalisasi manufaktur dan menciptakan lapangan kerja dan 1,2 miliar dolar Australia untuk mensubsidi gaji peserta magang baru.

Menkeu juga merencanakan program pembeli rumah pertama yang diperluas dan miliaran dolar tambahan dalam pendanaan infrastruktur kepada pemerintah negara bagian. Pernyataan ketahanan ekonomi perempuan juga diharapkan dapat memangkas kesenjangan upah berdasarkan gender dan memasukkan lebih banyak perempuan ke dalam angkatan kerja.

Bank sentral bekerja bersama-sama dengan pemerintah, menjaga agar biaya pinjaman tetap rendah di seluruh perekonomian melalui program pembelian obligasi dan pinjaman bank, serta memastikan pemerintah dapat meminjam sesuai kebutuhan.

Cetak biru fiskal yang diumumkan malam ini akan bertujuan untuk menurunkan pengangguran, diperkirakan akan menjadi 8 persen pada pertengahan tahun depan dan masih di angka 7,2 persen pada pertengahan 2022.

Australia memasuki resesi pertamanya dalam hampir tiga dekade setelah sebagian besar ekonomi ditutup untuk memerangi Covid-19. Pencabutan awal pembatasan dan pembukaan kembali ekonomi terhambat ketika negara bagian tenggara Victoria terpaksa memberlakukan penguncian terberat di negara itu karena gelomban ginfeksi baru.

Sementara itu, negara bagian seperti pembangkit tenaga listrik pertambangan di Australia Barat, Pulau Tasmania dan Queensland dan Australia Selatan telah mencegah penyebaran virus dengan menutup perbatasan internal. New South Wales, negara bagian terpadat, telah berhasil menjalankan program pelacakan kontak yang berhasil menahan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini