Investor Nantikan Pidato Jerome Powell, Bursa AS Variatif

Bisnis.com,06 Okt 2020, 21:20 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada awal perdagangan Selasa (6/10/2020) di tengah penantian investor terhadap pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang diperkirakan membahas prospek ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,28 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P500 melemah 0,2 persen dan indeks Nasdaq Composite cenderung stagnan.

Produsen perangkat keras Logitech International SA merosot karena Apple Inc. berencana meluncurkan produk audionya sendiri dan menghentikan penjualan headphone pesaingnya tersebut.

Setelah indeks S&P 500 menguat paling tajam dalam lebih dari empat pekan terakhir, investor tampaknya tengah bersikap wait and see sambil menantikan katalis terbaru.

Powell dan Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa Philip Lane akan menyampaikan pidato utama pada pertemuan National Association for Business Economics pada hari Selasa.

Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat the Fed telah menekankan bahwa pemulihan ekonomi AS sangat bergantung pada kemampuan negara untuk mengatasi pandemi virus corona dengan lebih baik. Selain itu, stimulus fiskal lebih lanjut kemungkinan diperlukan untuk mendukung lapangan kerja dan pendapatan.

Selain itu, investor masih menyisakan kekhawatiran mengenai perkembangan pandemi dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Di Jerman, kasus virus korona baru melonjak paling tinggi sejak pertengahan April dan Italia akan memperketat pembatasan untuk menekan penyebaran virus.

Tim analis dari manajer aset asal Belanda, Robeco, mengatakan dalam risetnya bahwa momentum pemulihan kini tengah memudar dan kejutan sentiman positif telah berakhir.

"Dengan mendekati musim dingin di belahan bumi utara, akan ada lebih banyak infeksi di sebagian besar Eropa dan penguncian lokal yang akan mengganggu pemulihan ekonomi,” ungkap mereka dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini