Bisnis.com, JAKARTA - PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mengungkapkan ada berbagai keuntungan atas kerja sama dengan para lembaga jasa keuangan konvensional sebagai pendana (lender) institusi dalam platform.
Christopher Gultom, Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran mengatakan bahwa lembaga keuangan konvensional tentunya memiliki harapan menjangkau nasabah-nasabah baru yang selama ini belum terjangkau. Hal itu, lanjutnya, membuat kerja sama dengan platform teknologi finansial peer-to-peer lending (fintech P2P lending) seperti Akseleran dalam skema channeling, akan memberi keuntungan.
"Bagi lembaga jasa keuangan, mereka tidak perlu membuka divisi baru atau cabang baru untuk menjangkau nasabah-nasabah tersebut. Apalagi 99 persen persyaratan dan administrasinya sudah dilakukan oleh partner P2P lending," jelas Christopher, Kamis (8/10/2020).
Akseleran tak memungkiri pandemi Covid-19 memang mendorong semakin banyak kerja sama bank maupun lembaga jasa keuangan konvensional lainnya yang menjadi lender institusi dari fintech P2P lending di Indonesia.
Christopher mengungkapkan Akseleran sendiri pertama kali memiliki lender institusi pada 2018. Sampai saat ini sudah ada lebih dari 10 lender institusi di Akseleran dan masih terus dalam proses penambahan lender institusi lainnya.
"Dalam hal ini, lender institusi kami masih berasal dari perbankan maupun lembaga jasa keuangan lainnya, 20 persen dari portofolio. Khusus dari lender institusi kami hingga September 2020 sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp361 miliar lebih," tambahnya.
Mayoritas lender Akseleran tentu masih berasal dari lender retail atau perorangan yang mencapai kisaran 80 persen dari 150.000 orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Ke depan, Akseleran masih akan meneruskan langkah membuka peluang para perusahaan yang berminat menjadi lender institusi di Akseleran. Adapun, lender-lender institusi akan melakukan screening/research awal terlebih dahulu sebelum memulai pembicaraan terhadap pihak fintech P2P lending.
"Screening-nya biasanya dari segmen bisnis yang dijalankan, jumlah penyaluran, dan tingkat kredit macet. Setelah itu baru dimulailah komunikasi antara entitas P2P lending yang tentunya dengan assessment yang lebih mendalam," ujarnya.
Dengan membuka peluang, Akseleran menekankan akan menjaga kepercayaan dengan terus memutakhirkan pengelolaan risiko, bahkan melengkapinya dengan asuransi kredit.
"Kami menjaga dengan memberikan perjanjian yang sudah disepakati risk acceptance criteria oleh partner lembaga jasa keuangan kami, ditambah lagi pinjaman-pinjaman di Akseleran menggunakan asuransi kredit, sehingga risiko para partner lembaga jasa keuangan tersebut cukup termitigasi dengan baik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel