Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank mengerem pendanaan luar negeri pada bulan yang tersisa tahun ini seiring dengan likuiditas valas yang memadai. Sebagai informasi, sejumlah bank gencar berburu pendanaan luar negeri pada awal tahun.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menerbitkan instrumen obligasi dalam dolar AS atau global bond pada Mei kemarin dengan perolehan dana US$500 juta. Pada bulan yang sama, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memperoleh komitmen pinjaman luar negeri senilai US$1 miliar dalam skema club loan yang berasal dari 10 bank regional Asia, Eropa, dan Amerika.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan menyampaikan kondisi likuiditas valas Bank Mandiri saat ini masih memadai. Oleh karena itu, perseroan belum memiliki rencana penerbitan global bond dalam waktu dekat.
"Namun demikian, kami terus mengamati perkembangan likuiditas valas dan kondisi pasar untuk menentukan timing penerbitan global bonds berikutnya, memanfaatkan sisa jatah penerbitan yang ada sebesar maksimal US$750 juta," katanya dikutip Kamis (8/10/2020).
Senada, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyampaikan setelah dilakukannya komitmen club loan sebesar US$1 miliar pada kuartal II/2020, likuiditas perseroan terutama likuiditas valas masih terjaga baik sampai dengan akhir tahun.
Selanjutnya, club loan dan penerbitan obligasi tetap menjadi strategi alternatif BRI dalam menjaga likuiditas melalui diversifikasi funding selain penghimpunan dana masyarakat. "Namun, pelaksanaannya akan tetap mempertimbangkan kebutuhan pendanaan dan kondisi market," katanya.
Data Bank Indonesia mencatat utang luar negeri menurut kelompok peminjam yakni bank sebesar US$34,81 miliar per Juli 2020 atau turun 2,08% secara yoy. Dari jumlah itu, utang luar negeri bank BUMN naik 7,46% yoy menjadi US$8,21 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel