Isolasi Mandiri Dinilai Kurang Efektif

Bisnis.com,09 Okt 2020, 16:03 WIB
Penulis: Ni Putu Sri Widyastini Susila
Sekda Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra./Bisnis-Ni Putu Sri Widyastini Susila

Bisnis.com, DENPASAR – Sekda Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 provinsi setempat, Dewa Made Indra mengatakan jika isolasi mandiri dinilai kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari munculnya kasus-kasus baru di tingkat keluarga yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Dewa Indra menjelaskan beberapa penyebab keluarga bisa tertular antara lain, kondisi rumah dan kedisiplinan orang yang terpapar virus ini.

“Tidak semua orang mempunyai rumah besar yang memungkinkan dirinya memiliki kamar dan perabotan pribadi, selain itu banyak juga yang tidak disiplin karena tidak ada yang melakukan pengawasan,” ujarnya dalam rapat kerja/pengarahan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nasional di Gedung Jayasabha, Denpasar pada Jumat (9/10/2020).

Dia mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi sudah mengaktifkan lagi hotel-hotel karantina. Yang tadinya melakukan karantina mandiri akan dikarantina oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran virus di tingkat keluarga. Pemerintah juga telah meminta kabupaten kota untuk mengkarantina di hotel.

“Hanya yang memenuhi syarat untuk karantina mandiri saja yang akan melakukan karantina mandiri. Pengertian memenuhi syarat adalah dia punya tempat yang ideal untuk karantina di rumah. Tetapi yang lain sebaiknya karantina di hotel,” lanjutnya.

Tenaga kesehatan juga akan ditarik kembali untuk ditempatkan di hotel karena adanya peningkatan kasus di tenaga kesehatan sendiri.

“Sudah ada garansi dari kepala BNPB selaku ketua satgas penanganan covid untuk menanggung biaya hotel untuk karantina,” ujarnya.

Sejauh ini, Pemerintah Bali telah melakukan penambahan 3 mesin PCR yang diperkirakan akan datang pada 15 Oktober 2020. Selanjutnya, kapasitas tes PCR akan ditambah menjadi 5000 orang perhari, dimana sebelumnya hanya ada 2500.

Jumlah bantuan yang telah diberikan dari Kementerian Kesehatan untuk 9 RSUD di Provinsi Bali yakni 25 unit ventilator, 24 ribu buah masker kain, 2.000 buah masker medis, 10.100 buah alat pelindung diri (APD) Coverall, 1.000 alat rapid test, 20 buah optiflow serta buku panduan penanganan pasien Covid-19.

“Jadi kebijakan penanganan Covid ini kita terus mengikuti dinamika lapangannya. Situasi lapangan menghendaki perubahan kebijakan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini