Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat nominal simpanan Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh 10,16 persen secara bulanan per Agustus 2020, di atas pertumbuhan nominal simpanan bank umum. Lantas, bagaimana strategi kelompok bank ini untuk memutar dana simpanan?
Bank Jateng misalnya, mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,29 persen secara month-on-month (mom) per Agustus 2020. Pertumbuhan terbesar terjadi di jenis simpanan berjangka, disusul giro.
Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya menyampaikan kenaikan simpanan didorong oleh penempatan uang negara sebesar Rp2 triliun serta penempatan dari BUMN seperti PT Taspen (Persero) dan PT Asabri (Persero) pada deposito. Untuk jenis giro, didorong dana desa yang pengelolaannya dipercayakan pada Bank Jateng.
Kemudian, jenis tabungan didorong oleh adanya program Hadiah Suka-Suka untuk nasabah yang menempatkan dananya demi mendapatkan hadiah langsung. Perseroan berupaya memutar dana simpanan di tengah permintaan kredit yang seret akibat dampak pandemi.
"Kami meluncurkan program kredit kreasi [Kredit ASN Spesial] dan kredit Solutip pada UMKM yang terdampak Covid-19," ungkapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Sampai dengan akhir tahun ini, Bank Jateng berharap simpanan tumbuh sekitar 10 persen.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Widi Hartoto mengatakan pihaknya mencatat kenaikan simpanan sebesar 11,13 persen mom pada periode yang sama. Pertumbuhan simpanan didorong oleh kenaikan giro dan deposito.
Meski kredit pada Agustus 2020 hanya tumbuh 0,63 persen secara mom, tetapi secara year-on-year terjadi kenaikan hingga 8,78 persen. Dengan begitu, perseroan tidak mengalami kendala untuk memutar dana simpanan tersebut.
"Sampai dengan akhir tahun, kami masih optimistis simpanan masih dapat tumbuh dibandingkan tahun lalu sesuai rencana bisnis," ujarnya.
Sebagai informasi, Bank BJB menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 4-5 persen sepanjang 2020, dengan menyasar sektor-sektor yang dapat pulih dari dampak pandemi.
Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar menuturkan total DPK Bank Sumut per September 2020, sebesar Rp30,49 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding bulan sebelumnya, yang sebesar Rp29,4 triliun dan tumbuh 9,1 persen yoy.
Pertumbuhan DPK ditopang pertumbuhan dana murah seperti tabungan dan giro. Perinciannya, komposisi giro pemerintah sebesar 31,57 persen dari keseluruhan total DPK.
"Ini artinya, Bank Sumut juga makin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai bank pilihan," sambungnya.
Bank Sumut memperkirakan DPK sampai dengan Desember 2020 dapat mencapai Rp26,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel