Sudah Buka 6 Bioskop, CGV Cinemas (BLTZ) Klaim Kinerja Keuangan Masih Sulit

Bisnis.com,12 Okt 2020, 11:41 WIB
Penulis: Ria Theresia Situmorang
Salah fasiitas di area bioskop CGV Blitz./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel bioskop PT Graha Prima Layar Tbk. (BLTZ) atau yang lebih akrab dikenal CGV Cinemas menyatakan masih sulit menjaga kinerja keuangan hingga akhir tahun ini.

Public Relations Graha Layar Prima Hariman Chalid mengakui sisa waktu pengoperasian kembali bioskop hanya 2,5 bulan lagi membuat perseroan sulit untuk memprediksi kinerja keuangan. 

“Ya, masih sulit [menjaga kinerja keuangan]. [Salah satu strategi perseroan] mengurangi biaya-biaya sewa tempat usaha melalui negosiasi dengan pemilik-pemilik lahan,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (12/10/2020).

Di sisi lain, perseroan juga berusaha menstabilkan bisnis dengan menurunkan sebisa mungkin beban biaya usaha yang terdiri dari biaya karyawan, beban pajak dengan segala variasinya, beban biaya pemeliharaan, dan lain-lain.

Dijelaskannya bahwa saat ini perseroan juga masih melakukan kegiatan digital marketing di seluruh online platform/social networking services CGV, berinovasi dengan beralih ke virtual dan memaksimalkan konten kreatif di digital platform CGV, dan menawarkan jasa pembuatan video konten/iklan untuk pihak ketiga atau eksternal.

Hariman pun mengakui perseroan memang sudah mengoperasikan kembali enam bioskopnya yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat sejak Jumat (9/10/2020) lalu.

Adapun, pengoperasikan kembali bioskop di Jakarta sebenarnya sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pengetatan protokol seperti pembatasan kapasitas maksimal 25 persen per hari ini. 

“CGV di Bandung sudah beroperasi, 6 bioskop. [Di Jakarta] belum dalam waktu dekat,” tuturnya. 

Hariman pun tak menampik daftar film baru yang diputar pada awal pengoperasian bioskop saat ini juga sangat terbatas.

"Sehingga untuk mendukung operasional, bioskop juga menayangkan sejumlah film pilihan yang sebelumnya memang pernah ditayangkan,” sambungnya.

Kendati demikian, perusahaan jaringan bioskop yang berpusat di Korea Selatan ini mengklaim bahwa pihaknya sudah dalam pembicaraan dengan rumah produksi dalam negeri untuk dapat menayangkan film baru hingga akhir tahun ini.

Menurut perseroan, kombinasi film luar negeri dan film Indonesia sangat dibutuhkan untuk membantu kegiatan operasional bioskop.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, perseroan mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp54,3 miliar.

Adapun rugi yang semakin besar pada kuartal ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya juga disebabkan oleh penurunan pendapatan 20,56 persen secara tahunan menjadi Rp232,17 miliar pada semester pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini