Airlangga: Indonesia Masuk 5 Besar Negara Kontraksi Ekonomi Terendah

Bisnis.com,12 Okt 2020, 16:57 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)/Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia masuk lima besar dengan kontraksi ekonomi terendah akibat pandemi Covid-19 di dunia. Demikian disampaikan Ketua Komite PCPEN sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Konfirmasi fatality rate Indonesia sudah di bawah 4 persen dan peringkat Indonesia di bawah Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan. Kita Top 5 yang bisa menangani secara berimbang antara Covid-19 maupun ekonomi,” ungkap Airlangga.

Airlangga mengatakan untuk outlook ke depan, diharapkan pada akhir tahun ini perekonomian bisa tumbuh ke -1 hingga – 0,6.

“Kita sudah lihat recovery PMA [penanaman modal asing] walaupun naik turun sedikit. Kemarin sudah naik di atas 50, waktu PSBB turun ke 48, ada PSBB Transisi diharapkan PMA kepercayaan diri lebih tinggi,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Airlangga, dana di Himbara dari target Rp30 triliun sudah menjadi Rp47,5 triliun dan leverage Rp150 triliun.

“Ini sesuai dengan arahan Presiden, tidak hanya berbasis ekonomi APBN, tapi ekonomi riil juga terdorong,” imbuhnya.

Airlangga menambahkan untuk membangkitkan kembali perekonomian, langkah pertama yang menjadi fokus pemerintah adalah dengan menjaga daya beli.

“Beberapa upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan program pelindungan sosial dari awal targetnya Rp203,9 triliun, realisasinya sudah lebih dari 100 persen sampai Rp242,1 triliun,” kata Airlangga.

Perinciannya, antara lain:

Kemudian untuk UMKM disediakan dana Rp123 triliun dan realisasinya sudah mencapai Rp128,21 triliun dalam bentuk subsidi bunga, penempatan dana, belanja dan PPh final.

Pemerintah mengutamakan UMKM dari daya beli dan dari sisi pasokan.

“Kalau resesi, 215 negara semua masuk resesi, dan Indonesia negara kelima yang kontraksi ekonominya terendah. [Tahun] 2021 dengan mulainya vaksinasi, perekonomian Indonesia diperkirakan bisa tumbuh ke 4,5 - 5,5,” kata Airlangga.

Airlangga melanjutkan, belajar dari berbagai resesi dan krisis, ekonomi bisa membaik kalau sains dan teknologi sudah bekerja.

Dalam hal ini, vaksinasi mulai bertahap, sehingga optimisme timbul, permintaan naik, dan mereka yang dirumahkan bisa bekerja kembali.

“Saat ini mereka yang dirumahkan sudah 40 persen ke atas kembali bekerja, ini pertanda baik,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini