Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah berencana melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada November 2020 yang membahas mengenai merger dengan PT Bank Interim Indonesia.
Direktur BCA Syariah Pranata Nazamuddin mengatakan salah satu agenda yang akan dibahas adalah mengenai konversi saham atas merger kedua bank tersebut. Pembahasan mengenai konversi saham berkaitan dengan merger yang ditargetkan rampung sebelum 2021.
Berdasarkan prospektus penggabungan kedua bank, akan dilakukan konversi saham Bank Interim menjadi saham BCA Syariah (BCAS) sebagai bank hasil penggabungan. Sebanyak 3,72 juta saham Bank Interim akan memberikan hak bagi pemegang saham Bank Interim atas 258.883,207 saham di BCAS. Setiap satu saham di Bank Interim akan memberikan hak bagi pemegang saham Bank Interim atas 0,07 saham di BCAS.
"Direncanakan bulan November RUPS, salah satu agendanya terkait saham, untuk realisasi merger kita masih rencanakan selesai sebelum tahun depan," katanya kepada Bisnis, Senin (12/10/2020).
Menurutnya, hingga saat ini, BCAS belum melakukan perubahan terhadap rencana bisnis ke depan atau sejauh ini masih sesuai dengan target awal sebelum penggabungan. Sejauh ini, pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) masih berjalan sesuaai dengan perencanaan.
"Untuk rencana ke depan tentukan akan kami terus sesuaikan seiring dengan kondisi perekonomian ke depan," katanya.
Meskipun demikian, berdasarkan prospektus, posisi penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Interim telah mencapai posisi nol pada 31 Juli 2020. Hal ini seiring dengan telah selesainya proses pelunasan, pengalihan, dan penjualan loan portofolio kepada pihak ketiga maupun Cooperative Rabobank U.A., Singapore Branch.
Dari sisi rentabilitas, Bank Interim membukukan rugi bersih tahun berjalan sampai dengan 31 Juli 2020 senilai Rp476,41 miliar. Kerugian tersebut sudah diproyeksikan dalam rencana bisnis bank seiring dengan proses penggabungan yang akan dijalankan. Pranata pun meyakini, kerugian tersebut tidak akan berdampak buruk bagi BCAS.
"Kalau merugikan tidak, karena secara permodalan kita akan meningkat yang tentunya hal ini akan membuat Bank lebih kuat dalam melakukan ekspansi bisnis dan infrastruktur ke depannya," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel