Bulog: 288.178 Ton Beras Bansos Sudah Tersalurkan

Bisnis.com,14 Okt 2020, 13:41 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Stok beras Bulog Subdivre Malang, Jawa Timur./Antara-Vicki Febrianto

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog telah menyalurkan 288.178 ton beras bantuan sosial (bansos) atau 64 persen dari target 450.000 ton. Realisasi ini merupakan bagian dari penugasan Bulog untuk menyalurkan 15 kilogram beras kepada 10 juta penerima manfaat program keluarga harapan (PKH) selama Agustus-Oktober 2020.

“Sampai dengan 13 Oktober 2020 telah terealisasi sebesar 288.178 ton atau 64 persen dari pagu 450.000 ton untuk alokasi penyaluran tiga bulan,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Triyana saat Rapat Evaluasi dan Percepatan Penyaluran Bantuan Sosial Beras dikutip dari keterangan resmi, Rabu (14/10/2020).

Mengingat realisasi yang belum mencapai target, Triyana mengatakan bahwa Bulog bakal mempercepat penyaluran 161.822 ton beras yang tersisa. Bulog sendiri bekerja sama dengan sejumlah perusahaan logistik dalam penyaluran bansos.

“Kami menyadari bahwa tugas ini akan berjalan dengan baik apabila terdapat sinergi di antara seluruh pihak yang terlibat yaitu pihak transporter PT DNR dan PT. BGR, Dinas Sosial, serta rekan-rekan Pimwil Bulog. Untuk itu saya berharap kepada seluruh pihak yang terlibat untuk bekerja sama dalam menyukseskan program ini,” lanjut Triyana.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto dalam sambutannya mengatakan bahwa rapat evaluasi dilakukan untuk mengiventarisasi kendala-kendala dan mencari solusi agar penyaluran Bansos Beras ini dapat segera diselesaikan sesuai target dengan mengacu pada aturan yang ada.

“Kami harapkan dukungan dari Perum Bulog untuk dapat mendorong transporter lebih cepat dalam pendistribusian, demikian juga transporter perlu lebih optimal dalam menyampaikan Bansos Beras hingga diterima KPM,” kata Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini