Manfaat dan Tantangan Pilkada saat Pandemi Covid-19

Bisnis.com,14 Okt 2020, 11:57 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Pasangan petahana wali kota dan wakil wali kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Ketua KPU Kota Semarang Henry Casandra Gultom berfoto bersama usai resmi dinyatakan jadi calon tunggal di Pilwalkot Semarang, Rabu 23 September 2020./Bisnis-ALif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar otonomi daerah Djohermansyah Djohan menilai bahwa ada empat manfaat pilkada langsung.

Pertama, pilkada itu tidak lain adalah untuk pendalaman demokrasi. Jadi demokrasi tidak hanya di tingkat nasional sesuai dengan semangat desentralisasi juga turun ke tingkat lokal,” katanya dalam sesi panel hari ke-1 Penyelenggaraan Pilkada di Era Pandemi dalam Konferensi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik CSIS, Rabu (14/10/2020).

Kedua, sambungnya, terpilih pimpinan pemerintah daerah (pemda) yang kompeten dan berintegritas.

Ketiga, terwujudnya pemda yang efektif dan efisien.

Keempat, peningkatan kesejahteraan serta ekonomi rakyat.

Jika dikaitkan dengan pilkada yang diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19 yakni pada 9 Desember 2020, Djohermansyah menyampaikan tujuh tantangan yang akan dihadapi.

Tujuh tantangan tersebut adalah klaster baru Covid-19; kepala daerah tidak fokus menangani covid; timbul golongan putih; fraud bisa lebih merajalela; partisipasi pemilih rendah; legitimiasi kepala daerah terpilih lemah; dan kepemimpinan kepala daerah tidak efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini