Konten Premium

Sengkarut Gas Pipa dan Prospek Saham PGAS

Bisnis.com,14 Okt 2020, 22:23 WIB
Penulis: Asteria Desi Kartika Sari
Pekerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melakukan perawatan regulator jaringan gas rumah tangga (jargas) di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6/2020)./Antara - Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa proyek pembangunan transmisi gas melalui pipa mengalami hambatan. Hal tersebut membuat PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAN), sebagai pemilik dan distributor gas pipa terbesar di Tanah Air tidak mendapatkankan manfaat maksimal.

Kasus pertama, misalnya terganggunya pasokan gas bumi di pipa transmisi Kepodang-Tambak Lorok atau pipa Kalimantan-Jawa I (Kalija I) karena Lapangan Kepodang berhenti beroperasi pada September 2019. Padahal, dalam Plan of Development (POD), Lapangan Kepodang rencananya memproduksi gas ke PLTGU Tambak Lorok lewat pipa Kalija I sampai dengan 2026.

Lapangan Kepodang terletak di Blok Muria. Adapun hak kelolanya dipegang 80 persen oleh Petronas dari Malaysia. Sisanya, 20 persen oleh PT Saka Energi yang merupakan anak usaha PGN. Pasokan gas yang menyusut sebelum waktunya membuat nilai aset PGN di proyek tersebut turun. Terkait hal itu, PGN kemudian mengambil alih seluruh saham Petronas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini