Pandemi Covid-19 Geser Portofolio Obat Phapros

Bisnis.com,14 Okt 2020, 07:00 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Gedung PT Phapros, Tbk. Kapasitas yang dimiliki Phapros sejak mengakuisisi Lucas Djaja Group pada 2018 itu sudah sangat tinggi dan lengkap sehingga dalam beberapa tahun mendatang perseroan belum membutuhkan peningkatan kapasitas. /UGM

Bisnis.com, JAKARTA — Penanganan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung memberi dampak pada pergeseran portofolio obat PT Phapros Tbk., yang mana obat generik menjadi mayoritas atau 51 persen.

Dalam rapat dengar pendapat atau RDP dengan Komisi VI DPR RI, belum lama ini perseroan memaparkan angka tersebut naik dari level 49 persen sebelum Covid-19 menyerang.

Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk. Zahmilia Akbar mengatakan salah satu pasar yang perseroan sasar saat ini adalah pasar pemerintah melalui obat program, baik untuk penanganan Covid-19 dan penyakit lainnya. Pasalnya, saat ini pasar produk obat bebas dan obat resep bermerek yang tidak terkait dengan Covid-19 tumbuh sangat rendah.

"Kami berusaha terus untuk meningkatkan produksi produk-produk terkait dengan Covid-19, agar jangan sampai ada kekosongan produk di masyarakat," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/10/2020).

Adapun sejumlah produk yang berkaitan dengan Covid-19 ini misalnya multivitamin kombinasi vitamin C dan E (Becefort), methylprednisolone, dan dexamethasone.

Sementara produk dari anak perusahaan yakni PT Lucas Djaja dan PT Marin Liza Farmasi juga merilis sejumlah produk yang kini sangat diminati pasar salah satunya disinfektan dan antiseptik.

Secara keseluruhan, Zahmilia mengemukakan perseroan telah merilis 12 produk baru, yang terdiri dari multivitamin dalam bentuk tablet dan injeksi, serta produk dengan indikasi khusus misal anti aging yang juga masuk dalam lini kosmetik.

"Sejauh ini tidak ada masalah produksi sama sekali. Kami memiliki fasilitas produksi yang sudah sangat lengkap dan berkapasitas besar, Insha Allah semua berjalan dengan baik," ujar Zahmilia.

Menurutnya, kapasitas yang dimiliki Phapros sejak mengakuisisi Lucas Djaja Group pada 2018 itu sudah sangat tinggi dan lengkap sehingga dalam beberapa tahun mendatang perseroan belum membutuhkan peningkatan kapasitas.

Pada lini kosmetik, perseroan telah memproduksi PUA Skin yang juga masuk kategori obat karena berbahan dasar sekret stem cell. Menurutnya, produk tersebut membantu mempercepat peremajaan kulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini