CATL & LG Chem Isyaratkan Bergabung dalam Proyek US$20 Miliar di Indonesia

Bisnis.com,14 Okt 2020, 12:02 WIB
Penulis: Zufrizal
Sejumlah orang berjalan melintas di depan pusat riset dan pengembangan China Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL) di Ningde, Zhejiang, China, 16 Desember 2016. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. dan LG Chem Ltd., dua produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia mengisyaratkan bahwa mereka akan bergabung dengan proyek investasi US$20 miliar lebih dalam rantai pasokan di Indonesia.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan pada Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/10/2020), mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menandatangani perjanjian (head of agreement) secara terpisah dengan PT Aneka Tambang Tbk. bulan lalu yang bertujuan untuk memproduksi produk-produk bernilai lebih tinggi untuk baterai dari produksi nikel milik BUMN Indonesia itu.

Menurutnya, ini adalah strategi yang akan melibatkan pengembangan kapasitas baru untuk pemrosesan logam hingga perakitan paket baterai. “Ini adalah perlombaan teknologi. LG Chem dan CATL adalah dua pelopor dalam teknologi baterai litium,” katanya dalam sebuah wawancara. “

Indonesia memiliki hampir seperempat cadangan nikel global, logam utama untuk mobil listrik, dan sedang berupaya memanfaatkan keuntungan tersebut, bersama dengan harga listrik yang murah dan biaya produksi yang rendah, untuk membangun industri baterai dalam negeri.

LG Chem dan Aneka Tambang telah bersepakat untuk menjajaki opsi usaha patungan meskipun rencananya masih dalam tahap yang sangat awal, kata juru bicara pembuat baterai Korea Selatan. Perjanjian penuh akan membantu memberi LG Chem akses yang stabil ke nikel, menurut perusahaan Korsel itu.

CATL China, yang telah menjadi bagian dari konsorsium yang membangun pabrik pemrosesan nikel dan infrastruktur rantai pasokan baterai lainnya di Sulawesi Tengah, menolak berkomentar.

Aneka Tambang sedang menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga, dan mempelajari rencana untuk mengembangkan industri hilir bijih nikel, kata perusahaan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini