Merger Bank Syariah, Yusuf Mansur Beberkan Peluang Skema Share Swap

Bisnis.com,15 Okt 2020, 06:55 WIB
Penulis: Hafiyyan
Kantor BRIsyariah/brisyariah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai salah satu pemegang saham PT BRISyariah Tbk. (BRIS), Ustad Yusuf Mansur berharap merger bank syariah dapat menguatkan kinerja sekaligus saham BRIS.

Dalam akun instagramnya, Yusuf Mansyur menyampaikan PT Bank Mandiri Syariah yang dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank BNI Syariah yang dimiliki PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) akan dilebur ke dalam BRIS.

"Mandiri Syariah dimiliki Bank Mandiri (BMRI). BNI Syariah dimiliki bank BNI (BBNI). Kedua bank Syariah itu belum go public, tetapi dimiliki induknya yg sudah go public. Kedua bank itu akan dilebur ke BRIS," paparnya.

Mengutip teori Text Book Intermediate Accounting, sambung ustad yang akrab disapa UYM itu, maka seharusnya akan terjadi share swap antara BMRI dan BBNI sebagai pemilik dua anak usaha bank syariah dengan menyerahkan 100 persen saham ke BRIS.

Sebaliknya BRIS akan menyerahkan sebagian sahamnya ke BMRI dan BBNI sebagai kompensasinya.

Oleh karena itu, menurut UYM, paling mungkin adalah BRIS mengeluarkan saham baru dari portepel yg akan diserahkan ke BBNI dan BMRI. Intinya saham BRIS yang beredar akan semakin banyak.

"Sebagai pemegang saham BRIS saat ini, memang nanti akan terdilusi jumlah saham kita, secara otomatis persentasenya juga. Tapi jumlah saham yang kita pegang tetap sama," imbuh pemilik Grup Paytren ini.

Menurutnya, kuncinya adalah di valuasi. Berapa valuasi BNI Syariah dan Mandiri Syariah per lembar sahamnya, dan berapa valuasi saham di BRIS. Setelah valuasi terhitung, barulah share swap terjadi.

Metode valuasi pun ada berbagai macam, tapi menganggap Net Asset Value (NAV) per lembar saham adalah yang paling fair. Secara persentase, kepemilikan saham publik akan terdilusi, tetapi jumlah sahamnya tetap.

"Diperkirakan NAV BRIS juga tidak akan melonjak sendirian karena akan merugikan BBNI dan BMRI yg mana ada pemegang saham publiknya," papar UYM.

Namun demikian, sambung UYM, kenaikan saham BRIS masih ada karena potensi pertumbuhan bisnis ke depannya semakin kuat. Pada penutupan perdagangan Rabu (14/10/2020), saham BRIS lagi-lagi menempati posisi top gainers dengan penguatan 24,89 persen menjadi Rp1.405 per saham.

"Disclaimer On. Hanya Allah SWT yang Maha Sempurna dan Maha Benar," tutupnya

Sebagai informasi, menurut sumber Bisnis, skenario merger bank syariah BUMN akan dilakukan melalui penyertaan modal langsung ke PT Bank BRI Syariah Tbk. dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Ekuitas dari PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah akan dihitung sebagai penyertaan.

Dalam skema rights issue tersebut, perhitungan akhir PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai induk BSM, akan mendapatkan porsi saham sekitar 50,7 persen. Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. masing-masing mendapat porsi sekitar 24 persen.

Saham publik BRI Syariah yang akan dijadikan entitas cangkang (surviving entity) dalam aksi korporasi itu mencapai 18,34 persen atau 2.623.350.600 lembar dengan kapitalisasi pasar Rp10,93 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini