Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan secara periodik perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah dengan mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19.
BI mencatat rupiah ditutup pada level Rp14.660 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir Kamis (15/10/2020) dan dibuka pada level Rp14.650 per dolar AS pada Jumat pagi (16/10/2020).
Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) 10 tahun pada Jumat ini tercatat menurun, dari 6,74 persen pada Kamis (15/10/2020) menjadi 6,72 persen.
Adapun, BI melaporkan aliran modal asing yang masuk pada periode 12-15 Oktober mencapai Rp4,77 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menjelaskan transaksi beli neto di pasar SBN pada periode tersebut mencapai Rp4,87 triliun, sedangkan jual neto di pasar saham sebesar Rp97 miliar.
"Berdasarkan data transaksi 12-15 Oktober 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,77 triliun," katanya dalam siaran pers, Jumat (16/10/2020).
Sementara itu, Onny mengatakan sepanjang 2020, modal asing yang telah keluar dari pasar keuangan domestik tercatat mencapai Rp166,82 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 [year-to-date/ytd], nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp166,82 triliun," jelasnya.
Dengan perkembangan tersebut, Onny menyampaikan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu, BI juga akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel