Konten Premium

Prospek Obligasi Hijau: Besar Permintaan daripada Pasokan

Bisnis.com,16 Okt 2020, 16:59 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah & Dhiany Nadya Utami
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi hijau atau green bond dinilai sangat prospektif seiring dengan permintaan yang terus naik, tetapi sayangnya tidak diimbangi dengan pasokan memadai.

Asean program manager di Climate Bonds Initiative Cedric Rimaud mengatakan bahwa saat ini laju permintaan green bond telah melebihi pasokan yang ada. Hal itu terjadi seiring dengan semakin banyak investor global yang lebih memilih berinvestasi di aset-aset yang lebih ramah lingkungan.

Padahal, menurut dia, obligor korporasi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dapat memperoleh imbal hasil yang lebih rendah hingga 7 basis poin jika menerbitkan green bond.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini