Regulator Penerbangan Eropa Nyatakan Boeing 737 Max Aman Terbang

Bisnis.com,16 Okt 2020, 14:54 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi - Pesawat Boeing 737 Max/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Regulator penerbangan Eropa menyatakan kepuasannya terhadap perubahan Boeing 737 Max. Mereka menyatakan pesawat tersebut cukup aman untuk kembali terbang sebelum tahun 2020 berakhir.

Namun, mereka masih menunggu kesiapan perangkat sensor tambahan dalam 2 tahun ke depan untuk menambah fitur keamanan pesawat.

Dilansir Bloomberg, Direktur Eksekutif European Union Aviation Safety Agency (EASA), Patrick Ky, mengatakan setelah penerbangan uji coba dilakukan pada bulan September, pihaknya tengah melakukan tinjauan dokumen akhir menjelang draf kelaikan terbang yang diharapkan akan diterbitkan bulan depan.

Keputusan EASA tersebut akan diikuti oleh masa komentar publik selama empat pekan. Sementara itu, Ky mengatakan pengembangan yang disebut sensor sintetis untuk menambahkan redundansi akan memakan waktu 20 hingga 24 bulan.

Solusi berbasis perangkat lunak akan dibutuhkan pada varian Max 10 yang lebih besar sebelum debutnya yang ditargetkan tahun 2022 dan dipasang ke versi lain.

"Analisis kami menunjukkan bahwa pesawat ini aman, dan tingkat keamanan yang dicapai cukup tinggi bagi kami," kata Ky dalam sebuah wawancara.

“Apa yang kami diskusikan dengan Boeing adalah fakta bahwa dengan sensor ketiga, kami dapat mencapai tingkat keamanan yang lebih tinggi,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Komentar tersebut menandai dukungan terkuat Eropa terhadap tujuan Boeing untuk mengembalikan tenaga kerja pada akhir tahun, menyusul sejumlah penundaan dan kemunduran.

Boeing 373 Max mulai dilarang terbang pada Maret 2019 setelah dua kecelakaan fatal yang merenggut 346 nyawa, memicu krisis yang merugikan Boeing senilai miliaran dolar dan memaksa CEO mengundurkan diri saat itu.

Backlog yang Sangat Besar

Meskipun Federal Aviation Administration (FAA), yang merupakan regulator utama Boeing, bersiap untuk mengijinkan pesawat terbang kembali, pandangan EASA sangat berpengaruh, terutama mengingat kurangnya proses sertifikasi asli yang merusak reputasi baik regulator AS.

Ky mengatakan sensor sintetis akan memudahkan pilot ketika salah satu atau kedua sensor angle-of-attack (AOA) mekanis pada Max mengalami malfungsi. Perangkat tersebut, yang memantau apakah sebuah pesawat mengarah ke atas atau ke bawah relatif terhadap udara yang mendekat, tidak berfungsi dalam dua kecelakaan Boeing di lepas pantai Indonesia pada Oktober 2018 dan di Ethiopia.

"Kami pikir secara keseluruhan ini adalah perkembangan yang baik yang akan meningkatkan tingkat keselamatan. Ini belum tersedia sekarang dan akan tersedia pada waktu yang sama saat Max 10 disertifikasi,” pungkas Ky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini