Joss! Inka Garap Proyek KA di Kongo Senilai Rp162,1 Triliun

Bisnis.com,16 Okt 2020, 15:00 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Kegiatan pembuatan kereta Api di PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1/2019)./Bisnis-Agne Yasa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Inka) memproyeksikan proyek Kereta Api Kinsasha di Kongo, yang terdiri atas dua fase senilai US$11 miliar atau setara Rp162,1 triliun, akan rampung selama 10 tahun ke depan dengan sejumlah antisipasi yang disiapkan sejalan dengan dimulainya proyek selama masa pandemi.

Senior manager PKBL, CSR & Stakeholder Relationship PT Inka Bambang Ramadhiarto menjelaskan untuk proses produksi gerbong kereta selama pandemi ini dilakukan dengan protokol penanggulangan bahaya Covid-19, di antaranya pekerja yang menggunakan masker, rapid test berkala, jam kerja shift hingga penyediaan lebih banyak fasilitas cuci tangan.

“Pengiriman selama pandemi sama dengan proyek Bangladesh. Kereta kami desinfektan lalu dikirim. Jika ada karyawan Inka yang diberangkatkan, akan dilakukan tes PCR sebelum berangkat dan setelah pulang,” jelasnya, Jumat (16/10/2020).

Bambang menjabarkan proyek kereta api ini total akan membutuhkan waktu penyelesaian hingga 10 tahun. Proyek dengan nilai total sekitar US$11 miliar ini akan dikerjakan secara bertahap.

Budi menuturkan pada fase pertama memiliki target penyelesaian 4 tahun yang dimulai pada 2021. Lingkup kerja pada fase pertama ini meliputi proyek kereta api Kinsasha Urban Loop Line yakni transportasi di daerah perkotaan kemudian dilanjutkan jalur Kinsasha menuju Matadi Port dan Banana Port.

Panjang jalur kereta untuk fase pertama ini sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line dan jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Setelah Fase I nantinya akan dilanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalurnya 4.100 kilometer terbangun mencakup wilayah utara dan selatan DRC. Fase dua akan dimulai enam bulan setelah fase satu dimulai.

Sebelumnya, Inka telah menindaklanjuti kesepakatan bersama berupa Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) dengan Democratic Republic of the Congo (DRC) beberapa waktu lalu. Inka melibatkan empat BUMN lainnya, yakni PT Barata Indonesia (Persero), PT LEN (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), serta PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Inka akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di DRC. INKA akan memasok lokomotif, gerbong barang, KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik), dan KRL (Kereta Rel Listrik). Kemudian perseroan akan mengajak sejumlah BUMN karya di Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapian di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini