Bisnis.com, JAKARTA — Para pemilik dana yang berniat investasi di instrumen surat berharga negara patut bernafas lega. Pasalnya pemerintah memutuskan untuk menambah kuota penerbitan menjadi Rp10 triliun atau dua kali lipat dari target awal.
Plt. Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan data pemesanan atau completed order ORI018 mencapai Rp6,34 triliun per Jumat (16/10/2020).
Deni mengatakan peminat ORI018 masih didominasi dari kalangan wiraswasta dan pegawai swasta. Kondisi itu menurutnya tidak jauh berbeda dari emisi ORI seri sebelumnya.
“Kami proposed untuk dinaikkan kuota penerbitan ORI018 menjadi Rp10 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (16/10/2020).
Seperti diketahui, pemerintah awalnya memasang target penjualan ORI018 senilai Rp5 triliun. Akan tetapi, pemerintah mempertimbangkan untuk mengerek target apabila permintaan lebih tinggi.
ORI018 memiliki kupon tetap 5,70 persen. Instrumen itu menjadi surat berharga negara (SBN) ritel yang ditawarkan terakhir oleh pemerintah pada 2020.
Adapun, penawaran telah dimulai pada 1 Oktober 2020 dan akan berakhir pada 21 Oktober 2020 pukul 10:00 WIB. Minimum pemesanan yakni Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum pemesanan Rp3 miliar.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfi menyampaikan instrumen ORI018 lebih aman dan dapat memberikan keuntungan yang bersaing di pasar pada masa pandemi.
“Justru di masa pandemi ini kami sangat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berinvetasi. ORI018 merupakan instrumen investasi yang sangat tepat di masa pandemi,” ujarnya, Kamis (1/10/2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel