Akademisi Sebut Sejumlah Faktor Pemicu Warga Enggan Tes Usap Covid-19

Bisnis.com,18 Okt 2020, 14:54 WIB
Penulis: Cristine Evifania
Ilustrasi./Antara-Umarul Faruq.

Bisnis.com, MEDAN - Ketua Tim Covid-19 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dr. Siti Masliana Siregar, Sp.THT-KL (K) menyatakan biaya test swab yang cukup mahal merupakan faktor utama orang tidak mau melakukan pemeriksaan mandiri.

“Orang-orang tidak mau swab karena harga yang cukup mahal dan berpikir mereka tidak sakit. Kasus terbanyak yang saya tangani hilangnya penciuman yang diikuti demam. Ketika dilakukan swab, sekitar 50 hingga 70 persen itu positif,” ungkap Siti dalam diskusi virtual bertajuk Upaya Pencegahan dan Proteksi Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19, Jumat (16/10/2020).

Siti juga menyebutkan 80 persen pasien terinfeksi Covid-19 tidak merasakan gejala. Hal ini membuat pasien terinfeksi Covid-19 namun tidak bergejala (OTG), tidak menyadari dirinya sedang sakit.

“Data dari World Health Organization menunjukkan 80 persen infeksi Covid-19 tidak memiliki gejala. Artinya orang-orang ini dengan mudah mendapat akses di ruang publik setelah suhu tubuhnya diukur. OTG bahkan tidak sadar dirinya sakit,” ungkap Siti.

Pada dasarnya, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada 5 Oktober 2020. Hingga Jumat (16/10/2020) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Medan belum menerapkan tarif test swab sesuai surat edaran Kemenkes.

Surat Edaran Kemenkes menyebutkan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab adalah Rp.900.000. Batasan tarif tersebut berlaku untuk pemeriksaan mandiri.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD dr. Pirngadi Medan Edison Perangin-angin menyebutkan pihaknya telah membaca surat edaran Kemenkes tersebut. Namun rumah sakit ini masih menerapkan harga lama, Rp.1,8 juta karena belum ada rapat menanggapi surat tersebut.

“Kita sudah baca surat edarannya, tapi kita belum membuat rapat dengan pimpinan. Jadi masih tetap Rp.1,8 juta,” ungkap Edison.

Edison menjelaskan pada dasarnya pemeriksaan mandiri test swab sangat jarang ditemukan di RSUD ini. Sampel test biasa nya dikirim oleh Gugus Tugas Percepatan Covid-19 dan tidak dikenakan biaya pemeriksaan.

“Pemeriksaan mandiri paling satu atau dua orang. Jadi tidak signifikan. Karena yang pemeriksaan mandiri itu rata-rata yang jalan-jalan dan ada acara pribadi. Kalau yang sakit kan digratiskan sama pemerintah,” katanya.

Maksimum sampel yang dapat diperiksa RSUD pirngadi per hari adalah 150 sampel dan hasil test diestimasikan akan keluar dalam 1x24 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini