Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menilai keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait pajak mobil baru Rp0 terbilang tepat.
Seperti diketahui, sebelumnya wacana ini diajukan oleh Kementerian Perindustrian demi menggeliatkan kembali industri otomotif.
Namun, Sri Mulyani mengaku belum mempertimbangkan pemberian insentif tersebut. Pemerintah masih fokus memberikan insentif kepada industri secara keseluruhan, demi menjaga jangan sampai ada insentif sektoral yang justru memberikan dampak negatif pada perekonomian.
Direktur Sales dan Distribusi Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo mengungkap bahwa langkah ini terbilang tepat karena bagi perusahaan pembiayaan (multifinance), manfaat dan dampak negatif insentif pajak mobil baru terbilang sama besarnya.
"Pengajuan insentif pajak mobil baru tentu bertujuan baik, untuk mendorong industri otomotif menggerakan ekonomi. Tetapi ada efek lainnya, pendapatan pemerintah turun padahal butuh dana jaring pengaman ekonomi yang cukup besar. Buat multifinance pun ada efeknya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/10/2020).
Menurutnya, industri multifinance akan menerima efek negatif, terutama apabila penurunan harga mobil baru yang mendapat insentif terlampau signifikan.
Pertama, kendaraan yang diakusisi atau tarik untuk dilelang akan jatuh harganya, sehingga menyebabkan selisih kerugian semakin besar.
"Kedua, ada kemungkinan nasabah yang baru mengambil kredit memilih mengembalikan unit ke leasing karena punya pilihan bisa ambil mobil baru lebih murah. Kerugian pun jadi ada di pihak leasing," tambahnya.
Selain itu, tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada pangsa perdagangan dan pembiayaan mobil bekas. Multifinance yang punya portfolio dari pangsa used-car secara tidak langsung akan terpengaruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel