Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada kuartal III/2020 mulai tumbuh 1,63% dibandingkan periode sebelumnya. Secara industri, kredit ke segmen UMKM juga mulai mengalami perbaikan.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan stimulus pemerintah, berupa subsidi bunga maupun dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mendorong penyaluran kredit Bank Mandiri ke segmen UMKM. Sampai dengan kuartal III/2020 penyaluran kredit UMKM (bank only) adalah senilai Rp83,2 Tn atau tumbuh 1,63% bila dibandingkan dengan kuartal II/ 2020.
Pada kuartal II/2020, penyaluran kredit Bank Mandiri ke UMKM hanya senilai Rp81,9 triliun. "Bank Mandiri terus berupaya memenuhi komitmen penyaluran dana percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Adapun total penempatan dana program PEN tahap I dan II yang diterima Bank Mandiri senilai Rp15 triliun. Dari jumlah tersebut, target penyaluran hingga akhir 2020 sebesar Rp45 triliun.
Hingga 15 Oktober 2020, Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit PEN senilai Rp44,88 triliun kepada lebih dari 153.000 nasabah. "Bank Mandiri fokus menyalurkan dana PEN kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," sebutnya.
Lebih lanjut, Hery mengatakan penyaluran dana PEN untuk pelaku UMKM mencapai Rp23,56 triliun atau sebesar 52% dari total dana PEN yang disalurkan oleh Bank Mandiri. "Dana PEN ini sangat positif dan merupakan salah satu upaya untuk memulihkan perekonomian," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data OJK, Perkembangan kredit segmen UMKM yang terkontraksi dari Maret 2020 hingga Juni 2020 cukup mempengaruhi perlambatan kredit secara keseluruhan. Sejak awal tahun hingga Agustus 2020 (year to date/ytd) kredit UMKM masih terkontraksi 2,35%.
Di satu sisi, OJK menilai berbagai kebijakan stimulus yang diberikan otoritas dan pemerintah mampu memberikan dampak positif pada segmen UMKM. Hal tersebut tercermin dari kenaikan pertumbuhan yang positif menjadi sebesar 0,18% dari Juli hingga Agustus 2020.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan kenaikan pertumbuhan kredit UMKM bukan ukuran efektivitas stimulus pemerintah. Di tengah pandemi yang sangat membatasi aktivitas usaha dari UMKM, permintaan dari kredit memang tidak terelakkan menurun.
"Demikian juga dengan appetite bank untuk menyalurkan kredit sangat rendah karena menyadari tingginya risiko kredit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel